Pernah nggak sih kamu bingung ngeliat ruam kemerahan di kulit, tapi bingung ini eksim atau psoriasis? Jujur, kedua kondisi ini memang mirip banget dan sering bikin salah diagnosis dikira borok. Bahkan beberapa teman saya yang kerja di bidang kesehatan kadang masih suka keliru pas pertama kali lihat gejalanya.
Padahal, perbedaan eksim dan psoriasis ini cukup signifikan lho dari segi penyebab dan cara penanganannya. Makanya penting banget buat kita tahu karakteristik masing-masing supaya bisa dapat treatment yang tepat.
Apa Itu Eksim dan Psoriasis

Eksim (Dermatitis Atopik)
Eksim atau dalam bahasa medisnya disebut dermatitis atopik adalah kondisi peradangan kronis pada kulit yang bikin kulit jadi kering, gatal, dan iritasi. Eczema artinya peradangan kulit yang berlangsung lama dan cenderung kambuh-kambuhan.
Kondisi ini lebih sering muncul pada anak-anak, meski nggak menutup kemungkinan orang dewasa juga bisa mengalaminya. Yang menarik, eksim ini sering dikaitkan dengan kondisi alergi lain kayak asma atau rhinitis alergi.
Psoriasis
Nah, kalau psoriasis ini agak berbeda. Ini adalah penyakit autoimun kronis yang menyebabkan sel-sel kulit tumbuh terlalu cepat dan menumpuk di permukaan kulit. Akibatnya, terbentuk plak tebal berwarna keperakan yang biasanya terasa gatal dan kadang nyeri.
Psoriasis ini lebih kompleks karena melibatkan sistem kekebalan tubuh yang “salah sasaran” menyerang sel kulit sehat. Bedanya sama eksim, psoriasis bisa muncul di usia berapa aja, tapi paling sering mulai di usia 20-30 tahun.
Perbedaan Gejala dan Lokasi Umum

Gejala Eksim
Eksim dan psoriasis memang sama-sama bikin kulit kemerahan dan gatal, tapi ada perbedaan yang cukup mencolok:
Eksim biasanya dimulai dengan kulit yang sangat kering dan gatal. Rasa gatalnya ini bisa sangat intens sampai-sampai susah ditahan. Kulit jadi kasar, bersisik, dan kadang muncul benjolan kecil yang berisi cairan.
Lokasi yang sering kena eksim biasanya di lipatan tubuh seperti siku bagian dalam, belakang lutut, leher, dan pergelangan tangan. Pada bayi, eksim sering muncul di pipi dan dahi.
Gejala Psoriasis
Psoriasis punya ciri khas yang mudah dikenali: kulit merah dengan lapisan sisik keperakan yang tebal, mirip lilin yang menumpuk. Salah satu pasien saya bilang, ‘Dok, kulit saya kayak dikasih lem terus dikupas kasar!’. Sisik ini bisa diangkat atau terkelupas, dan kalau dipaksa diangkat bisa berdarah.
Lokasinya pun beda. Psoriasis lebih sering muncul di area yang sering tertekan atau bergesekan seperti siku bagian luar, lutut, kulit kepala, dan punggung bawah. Kadang juga bisa muncul di kuku dan menyebabkan kuku jadi tebal atau berlubang-lubang kecil.
Yang agak unik, psoriasis kadang nggak terlalu gatal dibanding eksim. Malah lebih sering terasa nyeri atau perih, terutama kalau kulitnya pecah-pecah.
Penyebab Masing-Masing Kondisi

Penyebab Eksim
Eczema adalah kondisi yang kompleks dengan berbagai faktor pemicu. Secara garis besar, eksim disebabkan oleh:
Faktor genetik memainkan peran besar. Kalau orang tua punya riwayat eksim, asma, atau alergi, kemungkinan anaknya juga akan mengalami kondisi serupa cukup tinggi.
Lingkungan juga berpengaruh. Paparan alergen seperti tungau debu, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, atau bahan kimia tertentu bisa memicu kekambuhan eksim.
Stres dan perubahan hormon juga bisa jadi pemicu. Saya pernah dengar dari beberapa pasien di RS Fatmawati yang bilang eksimnya sering kambuh pas lagi stres kerja atau menjelang menstruasi.
Penyebab Psoriasis
Psoriasis punya mekanisme yang beda. Ini adalah penyakit autoimun dimana sistem kekebalan tubuh keliru menyerang sel kulit sehat. Akibatnya, siklus pertumbuhan kulit jadi terganggu.
Biasanya sel kulit butuh sekitar 28 hari untuk regenerasi, tapi pada psoriasis proses ini cuma butuh 3-4 hari. Makanya sel-sel kulit menumpuk dan membentuk plak tebal.
Faktor genetik juga berperan, tapi berbeda dengan eksim. Psoriasis lebih terkait dengan gen yang mengatur sistem imun. Pemicunya bisa berupa infeksi, cedera kulit, stres, atau konsumsi obat-obatan tertentu.
Penanganan yang Disarankan
Penanganan Eksim
Perawatan eksim fokus pada menjaga kelembaban kulit dan menghindari pemicu alergi. Moisturizer yang tepat adalah kunci utama. Gunakan pelembab yang bebas pewangi dan bahan kimia keras.
Untuk gatal yang parah, dokter biasanya kasih antihistamin atau krim kortikosteroid ringan. Tapi hati-hati, penggunaan steroid topikal harus sesuai anjuran dokter karena bisa ada efek samping kalau dipakai berlebihan.
Yang penting juga, hindari mandi air panas terlalu lama dan gunakan sabun yang lembut. Beberapa pasien bilang efektif juga pakai sabun oatmeal atau yang khusus untuk kulit sensitif.
Penanganan Psoriasis
Psoriasis butuh pendekatan yang lebih kompleks. Untuk kasus ringan, biasanya dokter kasih krim atau salep yang mengandung tar, kortikosteroid, atau vitamin D analog.
Untuk kasus sedang hingga berat, mungkin perlu terapi sinar UV atau obat-obatan sistemik. Beberapa rumah sakit di Jakarta sudah punya fasilitas fototerapi khusus untuk psoriasis.
Yang menarik, terapi psoriasis sekarang udah makin berkembang dengan adanya obat-obatan biologis yang lebih targeted. Tapi tentu saja biayanya masih cukup mahal dan butuh monitoring ketat dari dokter.
Kapan Harus ke Dokter Kulit
Tanda-tanda Eksim yang Perlu Perhatian Medis
Kalau eksim udah mengganggu aktivitas sehari-hari atau tidur karena gatal yang berlebihan, sebaiknya konsultasi ke dokter. Apalagi kalau muncul tanda-tanda infeksi seperti kulit bernanah, demam, atau pembengkakan.
Eksim yang nggak membaik dengan perawatan rumahan selama 2-3 minggu juga perlu diperiksa dokter. Kadang butuh pemeriksaan lebih lanjut untuk identifikasi alergen spesifik.
Tanda-tanda Psoriasis yang Memerlukan Intervensi Medis
Psoriasis yang menutupi area tubuh yang luas (lebih dari 10% permukaan tubuh) atau yang muncul di area sensitif seperti wajah dan kelamin perlu penanganan segera.
Kalau psoriasis sampai menyebabkan depresi atau gangguan kepercayaan diri yang signifikan, jangan tunda untuk konsultasi. Dampak psikologis psoriasis memang nggak bisa disepelekan.
Yang paling penting, kalau ada gejala psoriasis arthritis seperti nyeri sendi, kaku di pagi hari, atau pembengkakan sendi, harus segera ke dokter. Kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan permanen kalau terlambat ditangani.
Saran Medis
Berdasarkan pengalaman klinis, diagnosis yang tepat adalah kunci keberhasilan pengobatan eksim dan psoriasis. Kedua kondisi ini butuh pendekatan yang berbeda, jadi jangan coba-coba self-diagnosis berdasarkan googling aja.
Dr. Srie Prihianti, SpKK dari RS Cipto Mangunkusumo pernah bilang kalau misdiagnosis antara eksim dan psoriasis cukup sering terjadi, terutama pada kasus yang ringan. Makanya penting banget untuk konsultasi dengan dermatologis berpengalaman.
Yang juga perlu diingat, kedua kondisi ini adalah penyakit kronis yang butuh manajemen jangka panjang. Jangan berharap bisa sembuh total dalam waktu singkat. Yang penting adalah mengontrol gejala dan mencegah kekambuhan.
Untuk eksim, kunci utamanya adalah menjaga barrier kulit dan menghindari trigger. Sedangkan untuk psoriasis, fokusnya lebih ke mengendalikan sistem imun dan mengurangi inflamasi.
Selain pengobatan medis, perubahan gaya hidup ternyata berpengaruh besar. Misalnya, pasien psoriasis di RS Dharmais yang saya temui mengaku gejala berkurang setelah rutin yoga dan menghindari makanan pemicu inflamasi seperti gluten.
Kalau kamu ragu antara eksim atau psoriasis, jangan tunggu sampai parah. Seperti pengalaman Rina, pasien di klinik saya yang awalnya mengira eksim biasa, ternyata psoriasis—setelah diagnosis tepat, hidupnya jauh lebih nyaman! Konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Ingat, pengobatan dini bisa mencegah komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup secara signifikan.
Referensi
- UNISSULA Mekacahyani, R. (2024). Teknik Informatika [PDF]. Unissula Repository.
- Perdoski. (2025, Februari). Dermatitis atopik [PDF]. Perdoski.
- Wikipedia. (2025, 8 Juli). Psoriasis.
- Wikipedia. (2025, 10 Juli). Atopic dermatitis.