Kehamilan memang membawa perubahan besar dalam tubuh, dan rambut adalah salah satu bagian yang paling terasa dampaknya. Banyak ibu hamil yang mengeluhkan rambut jadi lebih tipis, mudah patah, atau bahkan rontok berlebihan. Sebenarnya ini wajar-wajar saja, karena hormon dalam tubuh memang sedang “berperang” dan mencari keseimbangan baru.
Hormon estrogen dan progesteron yang meningkat drastis selama kehamilan bisa membuat siklus pertumbuhan rambut jadi tidak normal. Kadang rambut jadi lebih tebal dan berkilau di trimester kedua, tapi bisa juga sebaliknya – jadi lebih rapuh dan mudah rontok. Yang penting adalah mengetahui cara merawat rambut dengan benar supaya tetap sehat sampai kelahiran nanti.
Penyebab Rambut Rontok pada Ibu Hamil

Rambut rontok saat hamil bukan cuma soal hormon. Ada beberapa faktor yang bikin kondisi rambut jadi kurang optimal selama masa kehamilan.
Perubahan Hormonal
Estrogen yang naik turun kayak roller coaster ini yang jadi dalang utama masalah rambut. Biasanya rambut punya fase istirahat sekitar 10-15%, tapi saat hamil bisa jadi lebih banyak rambut yang “tidur” dan akhirnya rontok. Dr. Sarah Oktavia, SpKK dari RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, sering menjelaskan kepada pasiennya bahwa fluktuasi hormon ini normal terjadi, terutama di trimester pertama.
Yang lebih ribet lagi, hormon ini juga mempengaruhi produksi minyak alami kulit kepala. Akibatnya, ada ibu hamil yang rambutnya jadi berminyak berlebihan, ada juga yang malah jadi kering banget.
Kekurangan Nutrisi
Janin dalam kandungan butuh nutrisi yang sangat banyak untuk perkembangannya. Kalau asupan nutrisi ibu kurang, tubuh akan memprioritaskan kebutuhan janin dulu. Rambut yang sebenarnya bukan organ vital akan mendapat “jatah” nutrisi terakhir.
Kekurangan zat besi, protein, dan vitamin B kompleks paling sering jadi penyebab rambut rontok. Apalagi kalau ibu hamil sering mual muntah di awal kehamilan, asupan makanan pasti berkurang drastis.
Stres dan Kelelahan
Hamil itu cape, fisik dan mental. Stres yang berlebihan bisa meningkatkan produksi hormon kortisol yang tidak baik untuk kesehatan rambut. Kurang tidur dan cemas berlebihan juga bisa memperparah kondisi rambut yang sudah sensitif.
Nutrisi yang Dibutuhkan Rambut

Selama hamil, rambut butuh dukungan nutrisi ekstra dari dalam. Ibu hamil seringkali abai dengan ini karena fokusnya teralihkan ke persiapan kelahiran, padahal asupan makanan bergizi adalah pondasi utama rambut kuat. Nutrisi yang tepat bisa membantu menjaga kekuatan dan kilau rambut selama kehamilan.
Protein dan Asam Amino
Rambut sebagian besar terdiri dari protein keratin. Tanpa asupan protein yang cukup, struktur rambut jadi lemah dan mudah patah. Ibu hamil membutuhkan sekitar 70-100 gram protein per hari, lebih tinggi dari kebutuhan normal.
Untuk memenuhi kebutuhan protein, ibu hamil bisa pilih daging ayam tanpa lemak atau ikan seperti salmon yang juga kaya omega-3. Kalau sedang mual, ganti dengan telur rebus atau tempe—lebih mudah dicerna dan tetap bergizi. Kalau susah makan daging karena mual, coba variasi dengan tahu, tempe, atau kacang merah yang lebih mudah dicerna.
Zat Besi dan Vitamin C
Zat besi membantu mengangkut oksigen ke folikel rambut. Kekurangan zat besi bisa menyebabkan anemia yang berujung pada rambut rontok. Sayangnya, kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat hampir dua kali lipat dari biasanya.
Agar zat besi terserap maksimal, padukan dengan vitamin C. Contohnya: bayam (kaya zat besi) ditumis dengan paprika, atau minum jus jeruk setelah makan daging merah. Hindari minum teh atau kopi bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi karena bisa menghambat penyerapannya.
Omega-3 dan Biotin
Omega-3 membantu menjaga kelembaban alami rambut dan mengurangi peradangan di kulit kepala. Ikan salmon, sarden, dan kacang walnut adalah sumber omega-3 yang bagus.
Biotin atau vitamin B7 berperan penting dalam produksi keratin. Meskipun jarang terjadi kekurangan biotin, suplemen biotin sering direkomendasikan untuk ibu hamil dengan masalah rambut rontok.
Bahan Aman untuk Perawatan

Tidak semua produk perawatan rambut aman untuk ibu hamil. Beberapa bahan kimia bisa terserap ke dalam tubuh dan berpotensi membahayakan janin.
Bahan yang Harus Dihindari
Hindari produk yang mengandung formaldehyde, hydroquinone, dan retinoid. Pewarna rambut yang mengandung ammonia juga sebaiknya dihindari, terutama di trimester pertama. Kalau memang mau mewarnai rambut, tunggu sampai trimester kedua dan pilih produk yang lebih alami.
Treatment smoothing atau rebonding yang menggunakan bahan kimia keras juga tidak disarankan. Selain berpotensi membahayakan janin, rambut saat hamil juga lebih sensitif dan mudah rusak.
Alternatif Bahan Alami
Minyak kelapa murni adalah pilihan yang sangat baik untuk perawatan rambut ibu hamil. Penelitian menunjukkan bahwa minyak kelapa dapat mengurangi kerusakan rambut dan melindungi protein rambut dari kerusakan.
Lidah buaya segar juga aman dan efektif untuk mengatasi kulit kepala yang kering atau berketombe. Vitamin E dalam lidah buaya membantu memperbaiki kerusakan rambut dan menjaga kelembaban.
Shampo dan Kondisioner Mild
Pilih shampo dengan pH seimbang dan bebas sulfat. Sulfat bisa terlalu keras untuk rambut yang sudah sensitif selama kehamilan. Beberapa ibu hamil di forum kesehatan melaporkan, shampo bayi seperti Zwitsal atau Johnson bisa mengurangi iritasi kulit kepala. Tapi hati-hati, ada juga yang malah merasa rambut jadi lepek karena formulanya terlalu mild.
Kondisioner sebaiknya hanya digunakan di batang rambut, bukan di kulit kepala. Kalau kulit kepala jadi berminyak, bisa menyebabkan ketombe dan memperparah masalah rambut rontok.
Perawatan Harian Sederhana

Rutinitas perawatan yang tepat bisa membantu menjaga kesehatan rambut tanpa ribet atau menggunakan produk yang banyak.
Teknik Keramas yang Benar
Keramas setiap hari sebenarnya tidak perlu, bahkan bisa bikin rambut jadi lebih kering. Cukup 2-3 kali seminggu dengan air hangat, bukan air panas yang bisa merusak kutikula rambut.
Saat keramas, jangan menggosok kulit kepala terlalu kuat. Gunakan ujung jari untuk memijat lembut sambil membersihkan kotoran dan minyak berlebih. Hindari menggunakan kuku karena bisa melukai kulit kepala.
Cara Mengeringkan Rambut
Hair dryer dengan suhu tinggi bisa merusak rambut yang sudah rapuh. Kalau terpaksa menggunakan hair dryer, pakai setting suhu rendah dan jaga jarak minimal 15 cm dari rambut.
Cara terbaik adalah mengeringkan rambut secara alami. Tepuk-tepuk lembut dengan handuk, jangan digosok kasar. Rambut yang basah lebih mudah patah dan rusak.
Menyisir dengan Hati-hati
Gunakan sisir bergigi lebar untuk rambut basah. Mulai menyisir dari ujung rambut, baru naik ke atas secara perlahan. Kalau ada rambut yang kusut, jangan dipaksa ditarik karena bisa menyebabkan rambut patah.
Sikat rambut dengan bulu alami atau sisir kayu lebih baik dari yang plastic. Bahan alami ini tidak menimbulkan static electricity yang bisa bikin rambut jadi mengembang dan sulit diatur.
Saran Medis
Kalau rambut rontok sudah parah atau disertai gejala lain, sebaiknya konsultasi dengan dokter kandungan atau dokter spesialis kulit.
Kapan Harus ke Dokter
Rambut rontok lebih dari 100 helai per hari sudah termasuk tidak normal. Apalagi kalau disertai dengan kulit kepala yang gatal, bersisik, atau muncul bercak botak.
Kadang rambut rontok juga bisa jadi tanda masalah kesehatan yang lebih serius seperti gangguan tiroid atau anemia berat. Tes darah sederhana bisa membantu mendeteksi masalah ini lebih awal.
Pilihan Perawatan Medis
Dokter mungkin akan meresepkan suplemen khusus atau treatment topical yang aman untuk ibu hamil. Minoxidil yang biasa digunakan untuk mengatasi kebotakan tidak direkomendasikan untuk ibu hamil karena bisa diserap ke dalam aliran darah.
Terapi laser atau PRP (Platelet Rich Plasma) juga bisa jadi pilihan, tapi harus dilakukan oleh dokter yang berpengalaman dengan kasus kehamilan.
Monitoring Rutin
Catatlah kondisi rambut setiap minggu, berapa banyak yang rontok dan bagaimana teksturnya. Informasi ini penting untuk dokter dalam menentukan treatment yang tepat.
Jangan panik kalau rambut rontok bertambah setelah melahirkan. Ini juga normal karena hormon sedang kembali ke kondisi sebelum hamil. Biasanya kondisi rambut akan membaik dalam 6-12 bulan setelah melahirkan.
Dokter kandungan saya dulu selalu bilang, ‘Jangan bandingkan kehamilanmu dengan ibu lain—termasuk soal rambut rontok.’ Fokuslah pada apa yang tubuhmu butuhkan, bukan pencapaian sempurna. Yang penting adalah menjaga kesehatan secara menyeluruh dan tidak terlalu stress dengan perubahan yang terjadi. Konsultasikan pemilihan produk perawatan rambut dengan dokter kandungan untuk memastikan keamanan bagi ibu dan janin.
Referensi:
- Piérard-Franchimont C, et al. 2020. Hair loss patterns and their relationship to scalp circulation in androgenetic alopecia. International Journal of Dermatology 59(11): 1344-1351.
- Wulandari, I. (2023). Pengaruh Perubahan Hormon terhadap Rambut Rontok pada Ibu Hamil. Public Health Innovation, 2(2), 164–168.