Kamu pernah gak ngerasain nyeri di bagian punggung pas baru bangun tidur? Atau duduk di kantor seharian terus sakit tulang belakang sampai bikin susah tidur malam? Kalau iya, kamu gak sendirian.
Di Indonesia, nyeri punggung kronis sering banget terjadi pada orang kantoran atau orang perkotaan. Kenapa begiitu? Karena memang gaya hidupnya mendukung untuk terjadinya sakit punggung kronis.
Beda dengan sakit punggung biasa yang hilang dalam beberapa hari, nyeri punggung kronis ini bisa bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Dampaknya bukan cuma masalah fisik aja, tapi juga bisa menyerang psikis dan produktivitas si penderitanya.
Yuk kita simak baik-baik apa itu nyeri punggung kronis ini.
Definisi Nyeri Punggung Kronis

Nyeri punggung disebut kronis kalau udah berlangsung lebih dari 12 minggu atau 3 bulan. Ini bukan cuma soal durasi waktu, tapi juga intensitas dan dampaknya ke kehidupan sehari-hari. Nyeri kronis ini biasanya muncul secara bertahap dan bisa berlangsung lama, beda banget sama nyeri akut yang datang tiba-tiba tapi cepat hilang.
Yang bikin kesel, nyeri punggung kronis sering datang-pergi. Bisa reda beberapa hari, terus muncul lagi dengan intensitas yang sama atau bahkan lebih parah. Makanya banyak orang yang kecele, kirain cuma pegal biasa, eh taunya kena sakit tulang belakang.
Dampak pada Kualitas Hidup
Nyeri punggung yang berkepanjangan ini bisa bikin seseorang jadi terbatas geraknya. Aktivitas sederhana kayak ngangkat tas belanja, main sama anak, atau bahkan duduk lama jadi susah. Nggak jarang juga yang sampai ngaruh ke mood dan produktivitas kerja.
Berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), sekitar 70% kasus nyeri punggung kronis yang nggak ditangani dengan baik bisa berkembang jadi masalah psikologis kayak depresi atau kecemasan. Makanya penanganan yang tepat itu penting banget.
Penyebab Nyeri Punggung Kronis

Nyeri punggung kronis ini punya berbagai penyebab. Bisa jadi cuman satu atau dua faktor penyebab saja, tapi ada beberapa kasus dimana faktor penyebabnya banyak. Mari kita bahas satu per satu:
Degenerasi atau Kerusakan Pada Diskus Intervertebralis
Ini penyebab paling umum. Diskus atau bantalan tulang belakang yang fungsinya kayak shock absorber lama-lama bisa mengalami kerusakan. Proses penuaan alami bikin diskus kehilangan cairan dan elastisitasnya, jadi nggak bisa nyerap tekanan dengan baik.
Yang bikin lebih parah, kebiasaan duduk dalam posisi yang salah atau sering ngangkat beban berat tanpa teknik yang benar bisa mempercepat terjadinya sakit ini. Dr. Wirawan Timur, spesialis ortopedi di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, pernah bilang kalau degenerasi diskus ini udah mulai terjadi sejak usia 20-an, tapi gejalanya baru kerasa di usia 40-an ke atas.
Stenosis Spinal
Adanya tekanan pada saraf dan menyempitan tulang belakang bisa menyebabkan kondisi ini. Biasanya akibat penebalan ligamen atau pembentukan tulang tambahan (bone spurs) yang mempersempit ruang gerak saraf.
Stenosis spinal sering bikin nyeri yang menjalar sampai ke kaki. Penderitanya kadang merasa lega kalau duduk atau membungkuk ke depan, tapi makin sakit kalau berdiri tegak atau jalan lama.
Spondilosis
Spondilosis adalah proses degenerasi umum pada tulang belakang. Kayak mesin motor, tulang di tubuh kita juga bisa mengalami keausan karena sering bergesekan. Proses ini normal terjadi seiring penuaan, tapi bisa dipercepat oleh faktor-faktor kayak obesitas atau cedera lama.
Fibromialgia
Ini kondisi yang agak unik karena nyerinya menyebar ke seluruh tubuh, termasuk punggung. Fibromialgia bikin otot jadi sensitif banget sama sentuhan dan tekanan. Penderitanya sering merasa kayak habis olahraga berat padahal nggak ngapa-ngapain.
Faktor Postur dan Ergonomis
Nah, ini yang paling relatable buat kita yang kerja kantoran. Duduk berjam-jam di depan komputer dengan postur yang salah bisa bikin otot punggung tegang kronis. Kursi yang nggak mendukung lengkungan alami tulang belakang, monitor yang terlalu rendah atau tinggi, sampai kebiasaan nunduk lihat HP terus-meneruss.
Kurang olahraga dan tingkat stres yang tinggi bisa jadi faktor yang mempunyai peranan dalam hal ini.
Gejala dan Diagnosis

Sakit punggung belakang yang kronis punya karakteristik khusus yang bisa kita kenali:
Nyeri yang Menetap atau Berulang
Nyeri punggung kronis biasanya berupa rasa sakit yang tumpul dan dalam, berbeda dengan nyeri akut yang tajam dan menusuk. Intensitasnya bisa berubah-ubah sepanjang hari. Ada yang sakitnya pas pagi ketika mau sholat subuh, tapi ada juga sakitnya pas malam hari ketika selesai sholat isya.
Yang unik, punggung belakang sakit gak hilang biarpun udah istirahat lama. Juga gak hilang walaupun dah minum obat sakit pinggang. Malah kadang bertambah parah kalau aktivitas berlebihan atau stres.
Kekakuan dan Keterbatasan Gerak
Aktivitas yang terlalu lama, misal duduk terlalu lama atau tiduran terlalu lama bisa menyebabkan kekakuan. Gerakan membungkuk, memutar badan, atau bahkan bersin bisa memicu nyeri yang hebat.
Biasanya rentang gerak punggung si penderita jadi sangat terbatas. Yang tadinya bisa nyentuh lantai pas bungkuk, sekarang cuma sampai lutut aja udah sakit banget.
Nyeri Radikuler
Ini nyeri yang menjalar dari punggung ke bagian tubuh lain, biasanya bokong, paha, atau sampai kaki. Nyeri radikuler terjadi karena akar saraf terjepit atau teriritasi. Ada rasa krenyit-krenyit kayak kesetrum, kadang bisa juga kayak kesemutan atau mati rasa.
Pemeriksaan Pencitraan
Biasanya dokter akan menyarankan MRI atau CT scan untuk memastikan pemeriksaan ini. MRI lebih detail untuk melihat kondisi jaringan lunak kayak diskus dan saraf, sementara CT scan bagus buat evaluasi struktur tulang.
X-ray atau rontgen juga masih diperlukan sebagai pemeriksaan awal untuk melihat kondisi tulang belakang secara umum. Tapi untuk nyeri kronis, MRI biasanya lebih informatif.
Terapi Komprehensif

Penanganan nyeri punggung kronis butuh pendekatan menyeluruh. Nggak cukup cuma minum obat aja, tapi perlu kombinasi beberapa terapi:
Terapi Fisik dan Rehabilitasi
Ini fondasi utama penanganan nyeri punggung kronis. Latihan fisioterapi dirancang untuk memperkuat otot inti, memperbaiki keselarasan tubuh, serta meningkatkan kelenturan. Program latihan yang terstruktur bisa membantu mengembalikan fungsi tulang belakang secara bertahap.
Latihan yang sering direkomendasikan antara lain renang, yoga, atau pilates. Aktivitas ini low-impact tapi efektif untuk memperkuat otot punggung tanpa memberikan beban berlebih.
Terapi kayak massage atau manipulasi tulang belakang juga bisa membantu, tapi harus dilakukan oleh terapis yang berpengalaman, bukan asal kretek. Jangan sembarangan pijat di tempat yang nggak jelas, bisa-bisa malah tambah parah.
Obat-obatan
Tersedia berbagai jenis obat yang bisa digunakan untuk mengatasi nyeri punggung kronis atau obat sakit punggung. NSAID (Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drugs) kayak ibuprofen atau diklofenak bisa membantu mengurangi peradangan dan nyeri. Tapi penggunaan jangka panjang perlu dipantau karena efek samping ke lambung dan ginjal, terutama jika mempunyai asam lambung.
Muscle relaxant atau pelemas otot kadang diperlukan kalau ada spasme otot yang parah. Obat ini biasanya bikin mengantuk, jadi sebaiknya diminum malam hari.
Jika nyeri yang dialami tergolong berat, biasanya dokter akan memilih untuk memberikan obat pereda nyeri yang lebih kuat, atau dalam beberapa kasus, antidepresan dosis rendah yang juga efektif meredakan nyeri kronis.
Injeksi Steroid
Injeksi steroid epidural bisa jadi pilihan kalau nyeri nggak merespon dengan obat oral. Untuk membantu meredakan peradangan di area tertentu, dokter akan melakukan penyuntikan steroid langsung ke bagian tubuh yang mengalami gangguan.
Efeknya biasanya bertahan 3-6 bulan, tapi nggak semua pasien cocok dengan terapi ini. Ada risiko efek samping dan komplikasi yang perlu dipertimbangkan.
Terapi Psikologis
Aspek mental dalam nyeri kronis sering diabaikan padahal penting banget. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) bisa membantu pasien mengelola nyeri dengan lebih baik dan mengurangi dampak psikologisnya.
Teknik relaksasi, yoga, olah pikiran, dan manajemen stres juga terbukti efektif sebagai terapi pendukung. Nyeri kronis dan stres itu lingkaran setan yang saling memperburuk.
Pembedahan sebagai Pilihan Terakhir
Operasi tulang belakang biasanya cuma dipertimbangkan kalau semua terapi konservatif udah nggak berhasil dan ada indikasi spesifik kayak kompresi saraf yang parah.
Jenis operasi yang dilakukan tergantung penyebab nyerinya. Bisa diskektomi untuk mengangkat diskus yang rusak, laminektomi untuk memperlebar saluran saraf, atau fusion untuk menyatukan dua tulang belakang.
Tingkat keberhasilan operasi tulang belakang memang cukup baik, tapi tetap ada risiko komplikasi. Makanya penting banget untuk eksplorasi dulu semua pilihan non-operatif sebelum memutuskan operasi.
Mengelola nyeri punggung kronis bisa menjadi tantangan, namun tetap ada banyak peluang untuk membaik. Kunci utamanya adalah penanganan yang tepat dan konsisten. Jangan tunggu sampai parah, konsultasi ke dokter spesialis ortopedi atau neurologi kalau sakit punggung udah berlangsung lebih dari beberapa minggu.
Yang nggak kalah penting, ubah gaya hidup jadi lebih sehat. Jaga postur tubuh saat bekerja, rutin olahraga, dan kelola stres dengan baik serta selalu rutin cek kolesterol. Investasi untuk kesehatan tulang belakang sekarang akan sangat berharga untuk kualitas hidup di masa depan.
Referensi:
- Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI). (2021). Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan nyeri kronik. Jakarta: PERDOSSI.
- Wirawan, T. (2022). Kelainan degeneratif tulang belakang dan tatalaksananya di Indonesia. Dalam Simposium Nasional Tulang Belakang 2022. Jakarta: Departemen Orthopedi RSCM.
Artikel ini telah ditinjau oleh tim medis dan bukan merupakan pengganti konsultasi dengan dokter. Jika mengalami gejala yang disebutkan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.