Katarak: Gejala dan Pengobatan Operatif yang Aman

Katarak Gejala dan Pengobatan Operatif yang Aman

Pernah nggak sih merasa penglihatan jadi buram padahal kacamata sudah pas? Atau tiba-tiba silau banget kalau kena lampu mobil di malam hari? Bisa jadi ini tanda-tanda awal katarak lho. Jangan panik dulu, karena katarak sebenarnya kondisi yang sangat umum terjadi, terutama pada orang yang sudah berusia lanjut.

Sebutan “penyakit orang tua” memang melekat pada katarak. Namun kenyataannya, usia bukan satu-satunya faktor risiko. Yang penting adalah mengenali gejalanya sedini mungkin dan tahu kapan harus mencari bantuan medis. Operasi katarak modern sekarang sudah sangat terjamin, baik dari keamanan dan hasilnya.

Yuk, kita bahasa secera mendalam apa itu katarak mata!


Mengenal Katarak

Katarak Gejala dan Pengobatan Operatif yang Aman - operasi katarak

Katarak terjadi ketika lensa mata kehilangan kejernihannya. Normalnya, lensa mata bening. Bayangin aja seperti kaca jendela yang kotor atau berkabut – pasti pandangan jadi terganggu kan? Nah, begitu juga yang terjadi pada mata kita.

Lensa mata sebenarnya terdiri dari protein dan air yang tersusun rapi. Protein yang ada di lensa mata bisa menggumpal seiring waktu. Gumpalan ini kemudian membentuk area yang tampak keruh.

Proses ini biasanya berlangsung perlahan, makanya gejala katarak sering nggak disadari di awal.

Jenis Katarak Berdasarkan Penyebab

Ada beberapa jenis katarak yang perlu kita ketahui:

Katarak Senilis
Ini yang paling sering terjadi, disebabkan oleh proses penuaan alami. Biasanya mulai muncul setelah usia 60 tahun ke atas.

Katarak Kongenital
Beberapa kasus katarak sudah muncul sejak bayi lahir. Ada juga yang baru berkembang saat anak-anak. Untungnya kasus ini relatif jarang.

Katarak Sekunder
Terjadi akibat kondisi medis lain seperti diabetes, atau efek samping obat-obatan tertentu.

Katarak Traumatik
Disebabkan oleh cedera atau trauma pada mata.

Menurut data Kementerian Kesehatan RI tahun 2023, katarak menjadi penyebab kebutaan nomor satu di Indonesia dengan prevalensi mencapai 1,8% dari total populasi. Angka ini cukup tinggi dan menunjukkan pentingnya deteksi dini.


Penyebab dan Faktor Risiko

Katarak Gejala dan Pengobatan Operatif yang Aman - penyebab katarak

Penuaan Alami

Faktor utama penyebab katarak memang proses penuaan yang nggak bisa dihindari. Setelah usia 40 tahun, protein di lensa mata mulai mengalami perubahan struktur. Meskipun prosesnya lambat, tapi dampaknya akan terasa seiring bertambahnya usia.

Dr. Maria Magdalena, SpM dari Jakarta Eye Center (JEC) menjelaskan, “Sekitar 90% kasus katarak yang kami tangani adalah katarak senilis. Ini wajar karena memang bagian dari proses aging yang natural.”

Paparan Sinar UV

Sering terpapar sinar UV tanpa perlindungan bisa mempercepat proses terbentuknya katarak, terutama dalam jangka panjang. Makanya penting banget pakai kacamata hitam yang berkualitas saat beraktivitas di luar ruangan, terutama di daerah tropis seperti Indonesia.

Diabetes Melitus

Jika kadar gula darah tidak dijaga, organ-organ tubuh termasuk mata bisa rusak. Risiko mereka tercatat bisa mencapai lima kali lipat lebih tinggi dari orang sehat. Untukk itu cek selalu kolesterol Anda supaya kadar gula darah tetap terjaga.

Penggunaan Kortikosteroid

Penggunaan obat kortikosteroid jangka panjang, baik dalam bentuk tetes mata, oral, maupun injeksi, bisa meningkatkan risiko katarak. Biasanya dokter akan mempertimbangkan risiko ini sebelum meresepkan obat.

Trauma Mata

Cedera pada mata, baik akibat kecelakaan, olahraga, atau aktivitas lain bisa memicu terbentuknya katarak. Bahkan trauma yang terjadi bertahun-tahun lalu pun bisa berdampak di kemudian hari.


Gejala Katarak

Katarak Gejala dan Pengobatan Operatif yang Aman - Katarak Mata

Gejala katarak biasanya berkembang secara bertahap. Di awal-awal, mungkin cuma berasa seperti butuh ganti kacamata aja. Tapi lama-lama akan semakin mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penglihatan Kabur dan Buram

Ini gejala paling umum yang dialami. Awalnya mungkin cuma pas baca tulisan kecil atau lihat objek jauh. Tapi progresif akan semakin parah sampai penglihatan jadi seperti tertutup kabut.

“Seperti ada selaput tipis di mata saya,” begitu kata banyak pasien.

Silau pada Cahaya Terang

Penderita katarak sering merasa sangat silau saat terkena cahaya terang. Lampu mobil di malam hari, sinar matahari, atau bahkan lampu ruangan bisa terasa menyilaukan banget. Lensa yang keruh tidak mampu membiaskan cahaya sebagaimana mestinya. Karena itulah muncul gangguan penglihatan.

Perubahan Persepsi Warna

Warna-warna jadi terlihat kusam atau kekuningan. Katarak memengaruhi cara kerja mata dalam memproses cahaya. Salah satu dampaknya adalah perubahan dalam menangkap spektrum warna. Kadang orang jadi kesulitan membedakan warna yang mirip, seperti biru tua dan hitam.

Pandangan Ganda

Pada stadium awal, katarak bisa menyebabkan pandangan ganda (diplopia) pada satu mata. Beda dengan pandangan ganda akibat masalah otot mata yang biasanya hilang kalau salah satu mata ditutup.

Kesulitan Melihat di Malam Hari

Aktivitas seperti menyetir di malam hari jadi sangat sulit dan berbahaya. Penglihatan di tempat gelap atau redup akan sangat terganggu, bahkan dengan bantuan kacamata sekalipun.


Pengobatan Katarak

Katarak Gejala dan Pengobatan Operatif yang Aman - operasi katarak di rs

Satu-satunya cara untuk mengatasi katarak adalah melalui operasi. Nggak ada obat tetes mata atau suplemen yang bisa “menyembuhkan” katarak ya. Jadi jangan percaya sama iklan-iklan yang menjanjikan penyembuhan katarak tanpa operasi.

Operasi Fakoemulsifikasi

Teknik operasi katarak yang paling modern saat ini adalah fakoemulsifikasi atau “phaco”. Prosedur ini menggunakan gelombang ultrasonik untuk menghancurkan lensa yang keruh, kemudian menyedotnya keluar melalui sayatan kecil.

Keunggulan teknik phaco antara lain:

  • Sayatan sangat kecil (sekitar 2-3 mm)
  • Tidak perlu jahitan
  • Pemulihan lebih cepat
  • Risiko komplikasi minimal
  • Bisa langsung pulang hari itu juga

Operasi ini biasanya berlangsung 15-30 menit per mata. Pasien akan diberi anestesi lokal, jadi tetap sadar tapi nggak merasakan sakit.

Jenis Lensa Intraokular (IOL)

Pengangkatan lensa asli akan meninggalkan ruang kosong dalam sistem optik mata. Untuk menggantikannya, dipasang lensa khusus bernama Intraocular Lens atau IOL. Ada beberapa jenis IOL yang bisa dipilih:

Lensa Monofokal
Jenis paling basic yang fokusnya hanya untuk jarak jauh atau dekat saja. Setelah prosedur selesai, pasien umumnya masih memerlukan bantuan penglihatan. Dalam beberapa aktivitas tertentu, kacamata tetap dibutuhkan.

Lensa Multifokal
Bisa memberikan penglihatan yang jelas untuk jarak jauh, sedang, dan dekat. Tapi ada periode adaptasi dan tidak semua orang cocok.

Lensa Torik
Khusus untuk pasien yang punya astigmatisme (mata silinder). Bisa mengoreksi katarak sekaligus silinder dalam satu operasi.

IOL tidak bisa dipilih secara sembarangan. Pemilihannya perlu mempertimbangkan kondisi mata, aktivitas harian, serta kebutuhan visual pasien. Dokter akan membantu menentukan pilihan terbaik.

Persiapan Sebelum Operasi

Sebelum operasi, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti:

  • Biometri mata untuk menentukan kekuatan IOL
  • Pemeriksaan retina
  • Tes darah rutin
  • Konsultasi dengan dokter anestesi jika diperlukan

Pasien juga perlu menghentikan beberapa obat tertentu seperti pengencer darah beberapa hari sebelum operasi. Pastikan untuk mengikuti semua instruksi dokter ya.

Perawatan Pasca Operasi

Masa pemulihan setelah operasi katarak relatif singkat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

Hari Pertama
Mata akan ditutup perban dan pasien bisa langsung pulang. Hindari mengucek atau menekan mata yang dioperasi.

Minggu Pertama
Pakai obat tetes mata sesuai resep dokter. Hindari aktivitas berat, berenang, atau terkena air kotor. Boleh mandi tapi jangan sampai air masuk ke mata.

Bulan Pertama
Penglihatan akan terus membaik secara bertahap. Setelah tindakan medis, pasien perlu melakukan kontrol secara rutin. Tujuannya adalah untuk memastikan proses penyembuhan berjalan dengan baik.

Tingkat Keberhasilan dan Komplikasi

Operasi katarak memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi, mencapai 95-98%. Setelah prosedur dilakukan, banyak pasien melaporkan penglihatan yang jauh lebih baik. Perbaikannya bahkan bisa sangat signifikan.

Komplikasi serius sangat jarang terjadi, tapi tetap ada risikonya seperti:

  • Infeksi
  • Perdarahan
  • Peningkatan tekanan mata
  • Ablasio retina

Risiko komplikasi bisa diminimalisir dengan memilih dokter dan rumah sakit yang berpengalaman. Di Jakarta misalnya, RS Mata JEC atau RSCM sudah terkenal dengan track record operasi katarak yang baik.

Yang penting, jangan tunda operasi terlalu lama kalau memang sudah direkomendasikan dokter. Katarak yang terlambat dioperasi bisa menyebabkan komplikasi seperti glaukoma atau peradangan mata.

Penglihatan yang sehat bukan hanya soal kenyamanan sehari-hari. Itu adalah bentuk investasi jangka panjang demi kualitas hidup yang lebih baik.

Jadi jangan ragu untuk konsultasi ke dokter mata kalau merasakan gejala-gejala yang sudah disebutkan tadi. Operasi katarak kini jauh lebih canggih. Tingkat keamanannya pun sangat tinggi.


Referensi: