Pernahkah kamu melihat bercak merah di wastafel setelah sikat gigi? Atau merasa gusi terasa nyeri dan bengkak? Kalau iya, kemungkinan besar kamu mengalami gusi berdarah. Kondisi ini memang cukup umum terjadi, tapi jangan dianggap sepele ya!
Gusi berdarah bisa jadi tanda awal dari masalah kesehatan mulut yang lebih serius. Makanya, penting banget buat kita pahami apa penyebabnya dan bagaimana cara mencegahnya. Di artikel ini, kita akan bahas tuntas soal gusi berdarah mulai dari penyebab hingga cara penanganannya.
Memahami Gusi Berdarah

Apa Itu Gingivitis?
Gusi berdarah seringkali merupakan gejala awal dari gingivitis, yaitu peradangan pada gusi yang disebabkan oleh penumpukan bakteri. Kondisi ini membuat gusi jadi lebih sensitif dan mudah berdarah, terutama saat kita sikat gigi atau flossing.
Gingivitis merupakan kondisi awal penyakit gusi yang masih memungkinkan untuk disembuhkan total. Bedanya dengan kondisi gusi normal, gingivitis membuat jaringan gusi tampak lebih merah, bengkak, dan terasa lunak saat disentuh.
Tanda-tanda Gusi yang Sehat vs Bermasalah
Gusi yang tidak mudah berdarah, berwarna pink coral, dan keras menandakan kondisi yang sehat. Sementara gusi yang bermasalah biasanya berwarna merah gelap atau bahkan keunguan, terasa empuk, dan mudah berdarah bahkan hanya dengan sentuhan ringan.
Yang perlu diwaspadai adalah kalau gusi sering berdarah tanpa sebab yang jelas, atau berdarah terus-menerus meski sudah dijaga kebersihannya. Ini bisa jadi pertanda ada masalah yang lebih dalam.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Jangan tunda untuk konsultasi ke dokter gigi kalau gusi berdarah disertai dengan gejala lain seperti bau mulut yang persisten, gigi goyang, atau rasa sakit yang mengganggu aktivitas. Apalagi kalau sudah ada perubahan pada cara gigi bertemu saat menggigit.
Penyebab Gusi Berdarah

Penumpukan Plak dan Karang Gigi
Gusi berdarah umumnya disebabkan oleh plak bakteri yang menumpuk di sepanjang garis gusi. Plak ini kalau dibiarkan akan mengeras jadi karang gigi (tartar) yang cuma bisa dibersihkan sama dokter gigi.
Bakteri dalam plak menghasilkan racun yang mengiritasi gusi. Lama-kelamaan, gusi jadi meradang dan mudah berdarah. Makanya scaling atau pembersihan karang gigi rutin itu penting banget, idealnya setiap 6 bulan sekali.
Di beberapa rumah sakit besar seperti RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, pasien yang datang dengan keluhan gusi berdarah sebagian besar memang disebabkan oleh penumpukan karang gigi yang sudah parah.
Teknik Sikat Gigi yang Keliru
Banyak orang yang nggak sadar kalau cara sikat giginya salah. Sikat gigi terlalu keras atau menggunakan bulu sikat yang kasar bisa melukai gusi dan bikin berdarah.
Gerakan sikat gigi yang benar itu memutar dan lembut, bukan maju-mundur seperti menggosok baju. Pilih juga sikat gigi dengan bulu yang soft, karena yang medium atau hard justru bisa merusak enamel gigi dan gusi.
Kekurangan Vitamin C
Gusi berdarah kurang vitamin apa sih? Kekurangan vitamin C dikenal sebagai salah satu penyebab klasik dari gusi berdarah. Vitamin C berperan penting dalam pembentukan kolagen yang menjaga kekuatan jaringan gusi.
Kalau asupan vitamin C kurang, gusi jadi lebih rapuh dan mudah berdarah. Makanya, perbanyak konsumsi buah-buahan seperti jeruk, jambu biji, atau sayuran hijau yang kaya vitamin C.
Perubahan Hormonal
Perubahan hormon selama kehamilan, menstruasi, atau menopause bisa bikin gusi lebih sensitif dan mudah berdarah. Kondisi ini disebut pregnancy gingivitis pada ibu hamil.
Hormon estrogen dan progesteron yang meningkat membuat aliran darah ke gusi bertambah, sehingga gusi jadi lebih bengkak dan gusi berdarah saat sikat gigi. Biasanya kondisi ini membaik setelah melahirkan.
Penyakit Sistemik
Beberapa penyakit seperti diabetes, leukemia, atau gangguan pembekuan darah bisa menyebabkan gusi berdarah. Pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tinggi membuat gusi lebih rentan terhadap infeksi bakteri.
Sementara pada leukemia, produksi sel darah putih yang abnormal bisa menyebabkan gusi bengkak dan berdarah spontan. Makanya, kalau gusi berdarah tanpa sebab yang jelas, sebaiknya periksakan diri ke dokter untuk memastikan nggak ada penyakit lain yang mendasari.
Gejala dan Komplikasi

Tanda-tanda Awal yang Perlu Diperhatikan
Gejala awal gingivitis biasanya dimulai dengan gusi yang tampak lebih merah dari biasanya. Gusi normal itu warnanya pink muda, tapi kalau mulai bermasalah, warnanya jadi lebih gelap dan terlihat bengkak.
Gusi bengkak dan berdarah saat sikat gigi adalah tanda yang paling mudah dikenali. Awalnya mungkin cuma berdarah sedikit, tapi lama-kelamaan bisa makin parah kalau nggak ditangani.
Bau Mulut yang Mengganggu
Masalah gusi berdarah sering disertai dengan halitosis atau bau mulut yang menetap. Penumpukan bakteri di sekitar gusi menghasilkan senyawa sulfur penyebab bau tak sedap.
Bau mulut ini nggak bisa diatasi cuma dengan permen mint atau obat kumur biasa. Perlu penanganan khusus untuk membersihkan sumber bakteri di area gusi yang bermasalah.
Risiko Periodontitis
Jika tidak diobati, gingivitis bisa berlanjut menjadi periodontitis. Ini adalah kondisi yang lebih serius dimana infeksi sudah menyebar ke jaringan penyangga gigi, termasuk tulang rahang.
Periodontitis bisa menyebabkan gigi goyang bahkan tanggal. Proses pengobatannya juga lebih rumit dan mahal dibanding kalau ditangani sejak masih gingivitis.
Komplikasi Jangka Panjang
Penelitian menunjukkan kalau penyakit gusi yang nggak diobati bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Bakteri dari mulut bisa masuk ke aliran darah dan memicu peradangan di pembuluh darah.
Pada ibu hamil, gingivitis yang parah bahkan bisa meningkatkan risiko kelahiran prematur. Makanya, jangan anggap remeh masalah gusi berdarah ini ya!
Pencegahan dan Pengobatan

Menjaga Kebersihan Mulut dengan Benar
Kebersihan mulut yang baik menjadi langkah utama dalam mencegah gusi berdarah. Sikatlah gigi paling tidak dua kali sehari dengan pasta gigi yang mengandung fluoride. Jangan lupa sikat lidah juga, karena bakteri banyak menumpuk di sana.
Untuk menyikat gigi dengan benar, arahkan sikat pada sudut 45 derajat ke garis gusi dan gerakkan secara lembut dalam pola memutar. Jangan terburu-buru, idealnya sikat gigi selama 2-3 menit.
Pentingnya Dental Floss
Karena sikat gigi tidak mampu menjangkau sela-sela gigi secara optimal. Itulah sebabnya benang gigi perlu digunakan setidaknya sekali sehari, terutama sebelum tidur.
Cara flossing yang benar adalah masukkan benang perlahan ke sela gigi, lalu gerakkan naik-turun dengan lembut. Jangan sampai melukai gusi ya! Kalau awalnya gusi berdarah saat flossing, itu normal kok. Lama-kelamaan akan berhenti sendiri kalau rutin dilakukan.
Scaling Rutin ke Dokter Gigi
Pembersihan karang gigi atau scaling sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali, atau sesuai anjuran dokter gigi. Prosedur ini penting untuk menghilangkan plak dan karang gigi yang nggak bisa dibersihkan dengan sikat gigi biasa.
Di Surabaya misalnya, banyak klinik gigi yang menawarkan paket scaling dengan harga terjangkau. Segera periksa ke dokter gigi, jangan tunggu sampai gusi berdarah makin parah!
Perawatan Periodontal untuk Kasus Lanjut
Perawatan seperti root planing hingga bedah periodontal diperlukan jika gingivitis telah berkembang menjadi periodontitis. Prosedur ini bertujuan membersihkan bakteri yang sudah masuk ke dalam kantong gusi.
Perawatan periodontal memang lebih mahal dan memakan waktu, tapi penting banget untuk menyelamatkan gigi dari kerusakan lebih lanjut. Better late than never, kan?
Tips Tambahan untuk Gusi Sehat
Menjaga kebersihan mulut memang penting, tapi beberapa langkah tambahan berikut juga bisa mendukung kesehatan gusi:
Makanan tinggi vitamin C dan antioksidan sebaiknya dikonsumsi lebih banyak. Buah-buahan seperti jeruk, strawberry, dan kiwi bagus banget untuk kesehatan gusi. Sayuran hijau, seperti brokoli dan bayam, juga layak dikonsumsi secara rutin.
Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan sebaiknya dihindari, karena nikotin bisa menurunkan aliran darah ke gusi dan menghambat proses penyembuhan.
Agar gusi tetap sehat, kelola stres secara efektif karena stres jangka panjang dapat menurunkan daya tahan tubuh dan membuat gusi lebih rentan terhadap infeksi.
Gusi berdarah memang masalah yang umum, tapi nggak boleh dianggap sepele. Dengan menjaga kebersihan mulut yang baik dan rutin kontrol ke dokter gigi, masalah ini bisa dicegah dan diatasi dengan efektif.
Ingat, investasi untuk kesehatan mulut itu jauh lebih murah dibanding biaya pengobatan kalau sudah parah. Jadi, mulai dari sekarang yuk lebih perhatian sama kesehatan gusi kita!
Referensi:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Agar Gigi dan Mulut Sehat. Jakarta: Kemenkes RI.
- Asosiasi Psiko-Infeksiologi Asia Pasifik (APSIC). (2022). Pencegahan dan Pengendalian Infeksi untuk Dental Services: Panduan IPC Indonesia.
Artikel ini telah ditinjau oleh tim medis dan bukan merupakan pengganti konsultasi dengan dokter. Jika mengalami gejala yang disebutkan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.