Hampir semua orang pernah mengalami sering buang air kecil, terutama setelah minum banyak air atau kopi. Tapi kalau kondisi ini terjadi terus-menerus tanpa alasan yang jelas, wajar kalau kita mulai khawatir. Apalagi banyak yang langsung berpikir “jangan-jangan diabetes ya?”
Memang benar, sering kencing atau dalam istilah medisnya disebut poliuria bisa jadi salah satu gejala diabetes. Tapi sebenarnya, ada banyak penyebab lain yang mungkin tidak pernah kita pikirkan. Mulai dari gangguan hormon, infeksi saluran kemih, sampai efek samping obat-obatan tertentu.
Yang perlu kita pahami, tubuh kita itu kompleks banget. Satu gejala bisa punya berbagai macam penyebab. Makanya, jangan langsung panik atau malah mengabaikan gejala yang muncul.
Kapan Sering Kencing Dianggap Tidak Normal
Normalnya, orang dewasa buang air kecil sekitar 6-7 kali sehari. Tapi ini juga tergantung berapa banyak cairan yang kita minum dan aktivitas harian. Kalau kamu minum 8 gelas air sehari, ya wajar kalau lebih sering ke toilet.
Nah, yang perlu diwaspadai itu kalau kamu buang air kecil lebih dari 8 kali dalam sehari, atau bahkan sampai terbangun malam hari berkali-kali hanya untuk ke kamar mandi. Apalagi kalau disertai dengan rasa haus berlebihan atau volume urine yang jauh lebih banyak dari biasanya.

Dr. Andi Khomeini, seorang dokter penyakit dalam di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, menjelaskan bahwa frekuensi buang air kecil yang abnormal biasanya disertai gejala lain. “Pasien sering mengeluh tidak bisa tidur nyenyak karena harus bangun 3-4 kali untuk kencing. Ada juga yang merasa kehausan terus meski sudah minum banyak,” katanya.
Yang menarik, ternyata ada perbedaan antara sering kencing dengan volume normal dan sering kencing dengan volume berlebih. Kalau volumenya normal tapi frekuensinya tinggi, biasanya lebih mengarah ke masalah saluran kemih atau kandung kemih.
Hubungan Sering Kencing dan Diabetes
Diabetes memang terkenal dengan “3P” nya: poliuria (sering kencing), polidipsia (sering haus), dan polifagia (sering lapar). Tapi kenapa penderita diabetes jadi sering kencing?
Prosesnya begini: ketika kadar gula darah tinggi, ginjal akan berusaha membuang kelebihan gula melalui urine. Masalahnya, gula ini “menarik” air bersamanya, jadilah volume urine meningkat drastis. Makanya penderita diabetes tidak hanya sering kencing, tapi juga dalam jumlah yang banyak.
Yang bikin tricky, gejala diabetes tipe 2 sering kali muncul perlahan. Banyak orang yang tidak menyadari kalau mereka sudah diabetes bertahun-tahun. Mereka pikir sering kencing itu hal biasa, atau karena faktor usia.
Gejala Lain yang Menyertai

Kalau sering kencing memang karena diabetes, biasanya akan ada gejala pendamping lain:
- Rasa haus yang tidak bisa hilang meski sudah minum banyak
- Berat badan turun tanpa diet atau olahraga ekstra
- Mudah lelah dan lemas
- Pandangan kabur
- Luka yang sulit sembuh
Kombinasi gejala-gejala ini yang seharusnya membuat kita lebih waspada. Soalnya kalau cuma sering kencing aja, kemungkinan penyebabnya masih banyak.
Perbedaan dengan Kondisi Lain
Sering kencing karena diabetes punya karakteristik khusus. Volume urinenya banyak, warnanya cenderung pucat, dan tidak disertai rasa sakit atau panas saat berkemih. Beda dengan infeksi saluran kemih yang biasanya disertai rasa perih dan urine keruh.
Jangan Salah Sangka! 5 Kondisi Ini Juga Bisa Bikin Sering Kencing
Ternyata ada banyak banget kondisi lain yang bisa bikin kita sering kencing. Beberapa yang cukup umum adalah:
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

ISK adalah penyebab paling umum sering kencing, terutama pada perempuan. Gejalanya biasanya disertai rasa perih saat berkemih, urine berbau tidak sedap, atau bahkan demam kalau infeksinya sudah naik ke ginjal.
Yang menarik, ISK pada lansia sering kali tidak menunjukkan gejala klasik. Mereka mungkin cuma merasa bingung atau gelisah, tanpa demam atau rasa sakit. Makanya sering terlewat diagnosis.
2. Gangguan Prostat
Pada pria, pembesaran prostat jinak (BPH) bisa menyebabkan sering kencing, terutama malam hari. Bedanya dengan diabetes, biasanya ada kesulitan memulai berkemih atau merasa tidak tuntas setelah kencing.
3. Obat-obatan Tertentu
Beberapa obat punya efek samping meningkatkan produksi urine. Obat darah tinggi golongan diuretik memang sengaja dibuat untuk itu. Tapi ada juga obat lain seperti kafein dosis tinggi atau beberapa antidepresan yang bisa punya efek serupa.
4. Kehamilan
Ibu hamil sering kencing itu normal, terutama trimester pertama dan ketiga. Di awal kehamilan, hormon HCG meningkatkan aliran darah ke ginjal. Sementara di akhir kehamilan, janin yang membesar menekan kandung kemih.
5. Diabetes Insipidus
Ini kondisi yang namanya mirip diabetes melitus tapi sebetulnya beda total. Berbeda dengan diabetes melitus, diabetes insipidus ini ‘akal-akalan’ hormon ADH—si pengatur keseimbangan cairan tubuh yang mogok kerja. Gejalanya memang sering kencing dan haus, tapi kadar gula darahnya normal.
Yang unik dari diabetes insipidus, penderitanya bisa minum air sampai 15-20 liter sehari dan tetap merasa haus. Volume urinenya juga bisa mencapai 10-15 liter per hari. Kebayang kan betapa mengganggu hidupnya?
Cara Diagnosis
Kalau kamu mengalami sering kencing yang mengganggu, sebaiknya jangan ditunda-tunda untuk periksa. Dokter biasanya akan mulai dengan anamnesis atau wawancara medis yang detail.
Mereka akan tanya soal pola minum, obat-obatan yang dikonsumsi, gejala lain yang menyertai, dan riwayat keluarga. Kadang dokter juga minta kita untuk mencatat berkemihnya selama beberapa hari.
Pemeriksaan Penunjang
Nah, setelah ngobrol panjang lebar soal kebiasaan pipis Anda (siap-siap ditanya detail!), dokter biasanya akan menyarankan beberapa pemeriksaan ini:
Urinalisis – Ini pemeriksaan urine lengkap untuk melihat ada tidaknya infeksi, darah, protein, atau gula dalam urine. Pemeriksaan ini simple tapi informatif banget.
Tes gula darah – Bisa gula darah puasa, gula darah sewaktu, atau HbA1c untuk melihat rata-rata gula darah 2-3 bulan terakhir. Kalau hasilnya tinggi, kemungkinan diabetes memang ada.
USG – Untuk melihat kondisi ginjal, kandung kemih, atau prostat (pada pria). Kadang bisa ketahuan kalau ada batu ginjal atau pembesaran prostat.
Yang agak ribet, kadang dokter perlu tes yang lebih spesifik seperti urodinamik untuk mengukur fungsi kandung kemih. Tapi ini biasanya kalau penyebabnya masih belum jelas setelah pemeriksaan dasar.
Pentingnya Pemeriksaan Gula Darah

Meski sering kencing tidak selalu berarti diabetes, pemeriksaan gula darah tetap penting dilakukan. Soalnya diabetes itu silent killer yang gejalanya sering tidak disadari sampai sudah parah.
Data dari PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia) menunjukkan bahwa sekitar 50% penderita diabetes tipe 2 tidak menyadari kondisinya. Mereka baru tahu setelah muncul komplikasi seperti gangguan mata, ginjal, atau jantung.
Jenis Pemeriksaan Gula Darah
Ada beberapa jenis tes gula darah yang bisa dilakukan:
Gula darah puasa – Dilakukan setelah tidak makan selama 8-10 jam. Normal kalau hasilnya di bawah 100 mg/dL. Kalau 100-125 mg/dL sudah masuk kategori prediabetes, dan di atas 126 mg/dL sudah diabetes.
Gula darah sewaktu – Bisa dilakukan kapan saja tanpa puasa. Kalau hasilnya di atas 200 mg/dL disertai gejala klasik diabetes, sudah bisa didiagnosis diabetes.
HbA1c – Ini yang paling akurat karena menggambarkan rata-rata gula darah 2-3 bulan terakhir. Normal kalau di bawah 5,7%, prediabetes 5,7-6,4%, dan diabetes di atas 6,5%.
Yang perlu diingat, satu kali tes normal tidak berarti kita bebas diabetes selamanya. Apalagi kalau ada faktor risiko seperti keturunan, obesitas, atau usia di atas 45 tahun. Pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan.
Saran Medis
Sebagai dokter yang sering menangani kasus seperti ini, saya selalu sarankan pasien untuk tidak mengabaikan gejala yang berulang. Memang tidak semua sering kencing itu diabetes, tapi lebih baik dipastikan daripada menyesal kemudian.
Yang penting juga, jangan langsung panik kalau hasil tes menunjukkan angka yang tidak normal. Diabetes atau kondisi lain yang menyebabkan sering kencing sebagian besar bisa dikontrol dengan baik kalau ditangani sejak dini.
Tips Sementara Sebelum ke Dokter
Sambil menunggu jadwal konsultasi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Catat pola berkemih dan minum selama beberapa hari
- Perhatikan warna dan bau urine
- Hindari kafein berlebihan atau alkohol
- Jangan menahan kencing terlalu lama
- Tetap minum air yang cukup, jangan malah dikurangi
Yang sering salah, banyak orang yang mengurangi minum air karena takut sering kencing. Padahal ini malah bisa memperparah kondisi, terutama kalau penyebabnya infeksi saluran kemih.
Kapan Harus Segera ke IGD
Ada beberapa kondisi yang memerlukan penanganan segera:
- Tidak bisa kencing sama sekali
- Kencing berdarah
- Demam tinggi disertai menggigil
- Nyeri pinggang hebat
- Mual muntah berkepanjangan
Kondisi-kondisi ini bisa jadi tanda komplikasi serius yang butuh penanganan medis segera.
Periksa gula darah jika mengalami sering kencing berulang
Jangan tunggu sampai gejala semakin parah. Sering kencing yang tidak normal bisa jadi pertanda awal berbagai kondisi medis, termasuk diabetes. Pemeriksaan dini memungkinkan penanganan yang lebih efektif dan mencegah komplikasi yang lebih serius.
Kalau Anda di Jakarta, saya sarankan mampir ke RS Cipto Mangunkusumo—tapi bawa bekal, antriannya bisa bikin sering kencing juga!