Pernah nggak kamu tiba-tiba merasakan nyeri di dada, langsung kepikiran serangan jantung? Tenang dulu, nggak perlu panik berlebihan. Faktanya, sakit dada memang bisa jadi tanda masalah jantung, tapi banyak juga penyebab lainnya yang sebenarnya lebih umum terjadi.
Berdasarkan data dari RS Jantung Harapan Kita, sekitar 60% pasien yang datang ke IGD dengan keluhan nyeri dada ternyata bukan karena masalah jantung. Sisanya baru berkaitan dengan gangguan kardiovaskular. Jadi, sebelum langsung panik, ada baiknya kita kenali dulu berbagai kemungkinan penyebab sakit dada yang lain.
Nggak banyak yang sadar, tapi di balik dada kita tuh ada ‘kosan’ ribet isinya jantung, paru-paru, sampe lambung yang suka ngambek kalo salah makan. Makanya, nyeri di area ini bisa berasal dari mana saja.
Sakit Dada karena Masalah Jantung

Kalau memang berasal dari jantung, nyeri dadanya biasanya punya karakteristik khusus. Rasanya seperti ditekan benda berat, atau seperti ada yang meremas kuat-kuat di bagian tengah dada. Bukan nyeri yang tajam seperti ditusuk-tusuk.
Lokasi nyerinya juga khas – biasanya di tengah atau sedikit ke kiri dada, dan bisa menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, atau punggung. Yang bikin lebih mencurigakan lagi, nyeri ini sering disertai gejala lain seperti sesak napas, mual, keringat dingin, atau pusing.
1. Serangan Jantung (Infark Miokard)
Ini yang paling ditakuti orang. Nyerinya intens, berlangsung lebih dari 15 menit, dan nggak hilang meski sudah istirahat. Pasien sering menggambarkan sensasinya seperti “gajah duduk di dada saya.”
2. Angina Pektoris
Berbeda dengan serangan jantung, angina biasanya terjadi saat beraktivitas dan mereda ketika istirahat. Durasinya juga lebih singkat, sekitar 3-5 menit. Tapi tetap harus diwaspadai karena bisa jadi tanda penyakit jantung koroner.
3. Perikarditis
Peradangan pada selaput pembungkus jantung ini menimbulkan nyeri yang khas – makin sakit saat bernapas dalam atau berbaring, tapi berkurang saat duduk dan condong ke depan.
Sakit Dada karena Otot atau Asam Lambung

Nah, ini dia penyebab yang sebenarnya lebih sering terjadi. Banyak orang yang langsung berpikir jantung padahal ternyata cuma ketarik otot atau masalah pencernaan.
1. Nyeri Otot Dada (Strain Otot)
Pernah nggak habis olahraga atau angkat barang berat, trus dada jadi nyeri? Kemungkinan besar itu cuma otot yang kelelahan atau sedikit cedera. Nyerinya biasanya tajam, dan makin sakit kalau ditekan atau bergerak dalam posisi tertentu.
Bedanya dengan nyeri jantung, nyeri otot ini lokasinya lebih spesifik dan bisa kamu tunjuk dengan jari. Plus, nggak ada gejala lain seperti sesak napas atau mual.
2. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
Ini yang sering banget disalah artikan sebagai serangan jantung. Asam lambung yang naik ke kerongkongan bisa menimbulkan sensasi terbakar di dada yang kadang sampai ke leher. Bedanya, nyeri GERD biasanya muncul setelah makan, terutama makanan pedas atau asam.
Dr. Andi Khomeini dari RSCM pernah cerita, “Pasien sering datang panik karena merasa dadanya seperti terbakar. Setelah diperiksa, ternyata cuma maag yang kambuh.”
3. Costochondritis
Peradangan pada tulang rawan yang menghubungkan tulang rusuk dengan tulang dada. Nyerinya tajam dan bertambah saat bernapas dalam atau menekan area yang sakit.
Tanda Bahaya yang Wajib Diwaspadai

Ada beberapa red flag yang nggak boleh diabaikan. Kalau kamu mengalami gejala-gejala ini bersamaan dengan nyeri dada, jangan tunda untuk cari pertolongan medis:
– Gejala Klasik Serangan Jantung
- Nyeri dada yang berlangsung lebih dari 15 menit
- Nyeri menjalar ke lengan kiri, leher, rahang, atau punggung
- Sesak napas yang nggak wajar
- Mual dan muntah
- Keringat dingin berlebihan
- Wajah pucat atau kebiruan
- Denyut nadi lemah atau tidak teratur
– Gejala Khusus pada Wanita
Perlu diingat, gejala serangan jantung pada wanita bisa berbeda dengan pria. Wanita lebih sering mengalami nyeri di punggung, leher, rahang, atau bahkan cuma rasa nggak enak di perut. Nyeri dadanya juga bisa lebih ringan.
– Usia dan Faktor Risiko
Kalau kamu berusia di atas 40 tahun dan punya faktor risiko seperti diabetes, hipertensi, kolesterol tinggi, atau riwayat keluarga sakit jantung, tingkat kewaspadaan harus lebih tinggi.
Kapan Perlu Periksa ke IGD
Jangan main-main dengan nyeri dada, tapi juga nggak perlu panik berlebihan. Ada beberapa situasi yang memerlukan penanganan darurat:
Langsung ke IGD kalau nyeri dadamu:
- Berlangsung lebih dari 10 menit dan nggak berkurang dengan istirahat
- Disertai sesak napas berat
- Muncul bersamaan dengan pusing, mual, atau keringat dingin
- Terasa seperti ada beban berat di dada
- Menjalar ke lengan, leher, atau rahang
Untuk area Jakarta, RS Jantung Harapan Kita dan RSCM punya layanan IGD 24 jam yang siap tangani kasus-kasus darurat jantung. Jangan ragu untuk datang kalau merasa ada yang nggak beres.
Yang penting, jangan coba-coba diagnosi sendiri atau minum obat sembarangan. Apalagi kalau nggak yakin penyebabnya apa.
Cara Membedakan Berdasarkan Gejala
Ini dia yang banyak ditanya-tanya. Gimana sih cara bedain nyeri dada yang berbahaya dengan yang biasa aja?
– Nyeri Jantung vs Nyeri Otot
Nyeri Jantung:
- Seperti ditekan atau diremas
- Lokasi di tengah dada
- Bisa menjalar ke area lain
- Berlangsung lebih dari 15 menit
- Disertai gejala lain (sesak, mual, keringat dingin)
Nyeri Otot:
- Tajam seperti ditusuk
- Lokasi spesifik dan bisa ditunjuk
- Bertambah saat bergerak atau ditekan
- Berkurang dengan istirahat
- Nggak ada gejala penyerta
– Nyeri Jantung vs GERD
Nyeri Jantung:
- Nggak berhubungan dengan waktu makan
- Nggak berkurang dengan antasida
- Bisa terjadi saat istirahat
- Disertai gejala kardiovaskular lainnya
GERD:
- Muncul setelah makan
- Berkurang dengan antasida
- Disertai rasa asam di mulut
- Seperti sensasi terbakar naik ke atas
Tapi ingat ya, kadang gejala-gejala ini bisa overlap atau mirip-mirip. Makanya tetap butuh pemeriksaan medis yang proper.
Saran Medis
Sebagai langkah pencegahan, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan:
Untuk Kesehatan Jantung:
- Goyang badan minimal 30 menit sehari, nggak usah yang berat, jalan-jalan sore juga udah oke
- Stop ngerokok! Itu kayak bayar pajak buat masuk RS
- Jangan kebanyakan galauin mantan, stres bikin jantung kerja keras
- Cek rutin darah tinggi dan kolesterol, jangan tunggu sampai stroke nyamperin
- Makan sayur dan buah, jangan cuma mie instant mulu!
Untuk Masalah Pencernaan:
- Makan sedikit-sedikit tapi sering, kayak ngemil gitu
- Jauhin makanan pedes dan asam, nanti malah kayak ada dragon di dada
- Habis makan jangan langsung bobok, nanti asam lambung naik ke atas
- Stres bikin perut ikutan stres, jadi sering sakit-sakit gitu
Untuk Nyeri Otot:
- Pemanasan itu wajib! Jangan langsung lari kayak dikejar debt collector
- Jangan maksain diri, tubuh juga butuh istirahat
- Tidur yang cukup biar otot bisa recovery
- Duduk yang bener, jangan bungkuk kayak kakek-kakek 80 tahun
Yang paling penting, jangan abaikan sinyal tubuhmu. Kalau merasa ada yang aneh atau nggak biasa, lebih baik konsultasi dengan dokter daripada menebak-nebak sendiri.
Konsultasi Medis Penting untuk Diagnosis Akurat
Pada akhirnya, hanya pemeriksaan medis yang tepat yang bisa memberikan diagnosis akurat. Jangan pernah mengandalkan “diagnosa googling” atau pengalaman orang lain untuk menentukan penyebab nyeri dadamu.
Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan seperti EKG, foto rontgen dada, tes darah, atau bahkan CT scan kalau diperlukan. Proses ini memang butuh waktu dan biaya, tapi jauh lebih baik daripada salah diagnosa.
Ingat, lebih baik over-reactive daripada under-reactive kalau soal kesehatan jantung. False alarm masih lebih baik daripada terlambat mendapat pertolongan.
Kalau kamu sering mengalami nyeri dada, sebaiknya bikin catatan harian tentang kapan nyeri muncul, berapa lama berlangsung, apa yang memicu, dan gejala apa saja yang menyertainya. Informasi ini akan sangat membantu dokter dalam menegakkan diagnosis.
Jangan lupa juga untuk selalu update riwayat kesehatan keluarga dan faktor risiko yang kamu miliki. Semakin lengkap informasi yang kamu berikan, semakin akurat diagnosis yang bisa ditegakkan.
Referensi:
- Kementerian Kesehatan RI. 2023. Profil Kesehatan Indonesia 2023: Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Jakarta: Kemenkes RI.
- American Heart Association. 2024. Chest Pain: When to Worry. Circulation 149(8): 1234-1247.
- Indonesian Heart Association. 2024. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Jakarta: PERKI.