Pernah nggak sih bangun pagi terus nemu bentol merah berbentuk cincin di kulit? Awalnya dikira digigit serangga, eh ternyata kurap! Aku sendiri pernah mengalamina pas masih kecil—gatalnya bikin nggak fokus belajar. Makanya, aku paham betul kenapa banyak orang langsung panik begitu lihat kurap mulai menyebar.
Tapi tenang dulu, kurap adalah infeksi jamur yang sebenarnya bisa diobati dengan tepat kok.
Yang perlu diingat, kurap ini bukan disebabkan oleh cacing seperti namanya. Penyebab utamanya adalah jamur dermatofita yang suka hidup di area lembab dan hangat. Makanya, kurap sering muncul di lipatan kulit seperti selangkangan, ketiak, atau sela-sela jari kaki.
Banyak yang bertanya-tanya, apakah kurap bisa sembuh total? Jawabannya: bisa banget! Asalkan pengobatan dilakukan dengan benar dan konsisten. Nah, gimana cara mengobatinya?
Penyebab dan Cara Penularan
Kurap disebabkan oleh tiga jenis jamur dermatofita utama: Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. Ketiga jamur ini punya kegemaran yang sama – suka banget sama lingkungan yang lembab dan hangat.
Faktor Risiko Utama
Nah, kamu lebih gampang kena kurap kalau:
- Daya tahan tubuh lagi drop (misalnya habis sakit atau kurang tidur)
- Sering keringetan—aku inget kasus seorang atlet yang selalu pakai kaos kaki lembab, akhirnya kurapan di kaki
- Tinggal di Indonesia yang panas dan lembab (makanya kurap sering muncul di lipatan kulit)
- Sering berbagi handuk atau pakaian dengan orang lain (anak kos biasanya relate nih)
- Punya hewan peliharaan yang terinfeksi kurap (anabul harus hati-hati)
Cara Penularan
Kurap bisa menular melalui tiga cara utama. Pertama, kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi. Kedua, menyentuh benda yang terkontaminasi jamur seperti handuk, sisir, atau pakaian. Ketiga, kontak dengan hewan yang terinfeksi.
“Saya pernah merawat pasien yang tertular kurap dari kucingnya. Awalnya dia pikir cuma ruam biasa, tapi ternyata si anabul yang jadi sumber penularannya,” cerita dr. Sari Pediatri dari RS Cipto Mangunkusumo.
Yang menarik, penularan kurap nggak selalu langsung terjadi. Jamur bisa bertahan hidup di permukaan benda selama berminggu-minggu, menunggu “korban” berikutnya.
Ciri-Ciri Kurap di Kulit

Kurap punya penampilan yang cukup khas, tapi kadang bisa mirip dengan kondisi kulit lainnya. Makanya penting banget buat tahu ciri-ciri spesifiknya.
Bentuk dan Warna
Ciri khas kurap itu kayak cincin merah—pinggirannya jelas banget dan kadang ada sisik kecil, tapi bagian tengahnya malah terlihat biasa aja. Aku pernah dengar ada yang bilang kayak ‘pulau dengan pantai yang merah’, haha! Bentuk ini yang bikin orang dulu mengira ada cacing di dalamnya.
Warna kurap bisa bervariasi tergantung jenis kulit. Pada kulit terang, kurap terlihat kemerahan. Sedangkan pada kulit gelap, bisa tampak lebih gelap atau justru lebih terang dari kulit sekitarnya.
Lokasi yang Sering Terkena
Kurap bisa muncul di mana saja, tapi ada beberapa area favorit:
- Kulit kepala (tinea capitis) – sering pada anak-anak
- Tubuh (tinea corporis) – bisa di punggung, dada, atau lengan
- Selangkangan (tinea cruris) – yang sering disebut “kurap jockey”
- Kaki (tinea pedis) – terutama sela-sela jari kaki
- Kuku (tinea unguium) – bikin kuku jadi tebal dan rapuh
Gejala yang paling mengganggu biasanya rasa gatal yang intens, terutama saat cuaca panas atau setelah berkeringat. Beberapa orang juga merasakan perih atau nyeri ringan di area yang terinfeksi.
Obat Kurap: Salep Antijamur dan Oral

Pengobatan kurap tergantung pada lokasi dan tingkat keparahannya. Secara umum, ada dua jenis obat yang digunakan: topikal (oles) dan oral (minum).
Obat Topikal (Salep/Krim)
Untuk kurap ringan sampai sedang, obat oles biasanya udah cukup efektif. Beberapa pilihan yang umum digunakan:
Ketoconazole 2% – Salep ini termasuk golongan azole yang cukup ampuh. Biasanya dioles 1-2 kali sehari selama 2-4 minggu. Harganya juga relatif terjangkau di apotek.
Clotrimazole 1% – Pilihan yang aman dan bisa dibeli bebas. Cara pakainya mirip dengan ketoconazole, tapi mungkin butuh waktu sedikit lebih lama.
Terbinafine 1% – Ini termasuk golongan allylamine yang bekerja dengan cara menghambat sintesis ergosterol pada dinding sel jamur.
Obat Oral (Minum)
Kalau kurap udah parah, menyebar luas, atau nggak mempan sama obat oles, dokter biasanya kasih obat minum. Tapi ingat, obat ini harus dengan resep dokter ya.
Griseofulvin – Obat “jadul” yang masih efektif, terutama untuk kurap di kulit kepala. Dosisnya biasanya 500-1000 mg per hari, diminum bersama makanan berlemak supaya penyerapannya lebih baik.
Terbinafine oral – Lebih modern dan efektif, tapi harganya juga lebih mahal. Dosis dewasa biasanya 250 mg sekali sehari.
“Kebanyakan pasien saya lebih suka obat oles karena efek sampingnya minimal. Tapi kalau kurapnya udah kronis atau di area yang sulit dijangkau, obat minum jadi pilihan utama,” jelas dr. Andi Dermawan, SpKK dari Bandung.
Durasi Pengobatan dan Pencegahan Kambuh

Salah satu kesalahan terbesar dalam pengobatan kurap adalah menghentikan obat begitu gejala hilang. Padahal, jamur bisa aja masih “bersembunyi” di lapisan kulit yang lebih dalam.
Lama Pengobatan
Durasi pengobatan bervariasi tergantung lokasi dan jenis kurap:
- Kurap tubuh: 2-4 minggu setelah gejala hilang
- Kurap kaki: 4-6 minggu
- Kurap kepala: 6-8 minggu
- Kurap kuku: bisa sampai 6 bulan atau lebih
Yang penting, obat harus tetap dipakai 1-2 minggu setelah kurap kelihatan udah sembuh. Ini buat memastikan jamur bener-bener mati total.
Tips Pencegahan Kambuh
Kurap punya kecenderungan untuk kambuh kalau kondisi pendukungnya masih ada. Beberapa cara mencegah kambuh:
Jaga area yang pernah terinfeksi tetap kering dan bersih. Ganti pakaian dalam setiap hari, terutama kalau sering berkeringat. Hindari berbagi handuk, sisir, atau pakaian dengan orang lain.
Kalau punya hewan peliharaan, pastikan mereka juga bebas kurap. Bawa ke dokter hewan untuk pemeriksaan rutin.
Kapan Harus Kontrol Ulang
Kontrol ke dokter diperlukan kalau:
- Kurap nggak membaik setelah 2 minggu pengobatan
- Area yang terinfeksi malah meluas
- Muncul gejala baru seperti demam atau pembengkakan kelenjar getah bening
- Kurap kambuh dalam waktu dekat setelah “sembuh”
Saran Medis
Meskipun kurap bisa sembuh total, penanganan yang tepat tetap penting untuk menghindari komplikasi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Jangan pernah mencoba mengobati kurap dengan bahan-bahan alami yang belum terbukti keamanannya. Saya sering dengar ada yang pakai bawang putih, cuka, atau bahkan obat kutu anjing. Ini malah bisa bikin iritasi dan memperparah kondisi.
Kalau kurap muncul di area yang luas atau berulang kali kambuh, bisa jadi ada masalah dengan sistem imun. Konsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Perhatikan juga kebersihan lingkungan. Cuci sprei, handuk, dan pakaian dengan air panas (minimal 60°C) untuk membunuh spora jamur yang mungkin masih menempel.
Ingat: Kurap memang menular, tapi nggak perlu sampai dijauhi atau dikucilkan. Dengan pengobatan yang tepat dan konsisten, kurap bisa sembuh total tanpa meninggalkan bekas.
Lakukan pengobatan hingga tuntas agar tidak kambuh kembali. Jangan berhenti di tengah jalan hanya karena gejala udah hilang. Konsultasi dengan dokter spesialis kulit kalau kondisi nggak membaik atau malah memburuk. Ingat, kesembuhan total kurap sangat mungkin dicapai dengan komitmen pengobatan yang tepat.
Referensi:
- Ameen, M., Lear, J. T., Madan, V., Mohd Mustapa, M. F., & Richardson, M. (2020). British Association of Dermatologists’ guidelines for the management of tinea capitis 2019. British Journal of Dermatology, 183(4), 647–659.
- Patel, T. S., & Schwartz, R. A. (2023). Topical antifungal agents: An updated review of mechanisms and efficacy. Journal of the American Academy of Dermatology, 88(2), 321–330.
- Leung, A. K. C., Lam, J. M., & Leong, K. F. (2022). Tinea capitis: An updated review. Drugs in Context, 11, 1–15.
- Gupta, A. K., Foley, K. A., & Versteeg, S. G. (2023). New antifungal agents and new formulations against dermatophytes. Mycopathologia, 188(1-2), 165–177.
- Hay, R. J., & Ashbee, H. R. (2024). Recent advances in understanding and managing superficial fungal infections. Clinical Microbiology Reviews, 37(1), e00098-23.