Tahukah kamu? Sebanyak 25% penyintas stroke dapat terkena serangan ulang dalam lima tahun setelah stroke pertama. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa prevalensi stroke di Indonesia mencapai 10,9 per 1000 penduduk.
Yang membuatnya semakin mengkhawatirkan adalah fakta bahwa orang yang pernah stroke memiliki risiko 10 kali lebih tinggi untuk mengalaminya kembali.
Mungkin saat ini kamu atau keluarga sedang dalam masa pemulihan pasca stroke. Rasa cemas tentang kemungkinan serangan kedua memang wajar, tapi jangan sampai kecemasan itu melumpuhkan semangat untuk hidup normal.
Kabar baiknya, stroke berulang sebagian besar bisa dicegah dengan pendekatan yang tepat.
- Memahami Mengapa Stroke Bisa Berulang
- 9 Cara Efektif Mencegah Stroke Berulang
- Kelola Tekanan Darah dengan Disiplin
- Jaga Kadar Kolesterol dalam Batas Normal
- Kontrol Gula Darah Ketat
- Berhenti Merokok Total
- Rutin Olahraga Sesuai Kemampuan
- Konsumsi Obat Antiplatelet Secara Teratur
- Kendalikan Berat Badan Ideal
- Kelola Stres dan Prioritaskan Tidur Berkualitas
- Rutin Medical Check-up dan Monitoring
- Mengenali Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan
- Pola Makan untuk Mencegah Stroke Berulang
- Kapan Harus Segera Konsultasi ke Dokter
- Pesan Penting untuk Penyintas Stroke
- FAQ: Pertanyaan yang Sering Ditanyakan
Memahami Mengapa Stroke Bisa Berulang

Stroke terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat atau pembuluh darah di otak pecah. Setelah mengalami stroke pertama, pembuluh darah dan sistem kardiovaskular sudah mengalami kerusakan. Kondisi ini membuat tubuh lebih rentan terhadap serangan berikutnya.
Dr. Rocky Fransisca, SpS dari RS Siloam Kebon Jeruk, menjelaskan bahwa penyebab utama stroke berulang adalah kurangnya kontrol terhadap faktor risiko. “Banyak pasien yang merasa sudah sehat setelah pulih dari stroke pertama, padahal faktor risikonya masih ada dan bahkan bertambah,” ungkapnya dalam sebuah seminar kesehatan.
Perlu kamu pahami bahwa ada dua jenis stroke yang paling umum terjadi:
- Stroke iskemik (sekitar 85% kasus): Terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah
- Stroke hemoragik (sekitar 15% kasus): Disebabkan pecahnya pembuluh darah di otak
Kedua jenis ini memiliki pola pencegahan yang sedikit berbeda, meski prinsip dasarnya sama.
9 Cara Efektif Mencegah Stroke Berulang

Kelola Tekanan Darah dengan Disiplin
Hipertensi adalah “silent killer” yang sering tidak disadari. Tekanan darah tinggi merusak dinding pembuluh darah secara perlahan, membuatnya mudah tersumbat atau pecah.
Target tekanan darah untuk penyintas stroke adalah di bawah 140/90 mmHg, atau bahkan lebih rendah jika dokter merekomendasikan. Cara mencapainya:
- Garam? Cukup 6 gram per hari, atau sekitar 1 sendok teh saja.
- Rutin cek tensi: Periksa tekanan darah secara rutin, idealnya setiap hari di waktu yang sama.
- Konsumsi obat antihipertensi: Minumlah obat antihipertensi sesuai anjuran, dan jangan hentikan tanpa izin dokter.
- Kelola stres: Stres kronis bisa meningkatkan tekanan darah secara signifikan
Jaga Kadar Kolesterol dalam Batas Normal
Plak aterosklerosis akibat kolesterol tinggi bisa menyumbat pembuluh darah. Karena itu, penyintas stroke harus lebih disiplin menjaga kadar kolesterolnya.
Target yang disarankan:
- Kolesterol total: < 200 mg/dL
- LDL (kolesterol jahat): < 100 mg/dL
- HDL (kolesterol baik): > 40 mg/dL untuk pria, > 50 mg/dL untuk wanita
Tips praktis:
- Hindari makanan berlemak jenuh: Gorengan, daging berlemak, santan kental
- Konsumsi ikan: Minimal 2 kali seminggu, terutama salmon, sarden, makarel
- Tambahkan serat larut: Oats, kacang-kacangan, buah-buahan
Kontrol Gula Darah Ketat
Diabetes meningkatkan risiko stroke hingga 2-4 kali lipat. Gula darah tinggi merusak pembuluh darah dan memicu peradangan.
Strategi pengendalian:
- HbA1c target: < 7% untuk kebanyakan orang
- Gula darah puasa: 80-130 mg/dL
- Gula darah 2 jam setelah makan: < 180 mg/dL
Perhatikan juga gejala stroke ringan yang sering diabaikan penderita diabetes, seperti kesemutan berkelanjutan, pandangan kabur mendadak, atau bicara pelo.
Berhenti Merokok Total
Tidak ada kata “merokok sedikit saja” untuk penyintas stroke. Zat nikotin dan tar dalam rokok bisa merusak pembuluh darah serta membuat darah menjadi lebih kental.
Dalam 1 tahun setelah berhenti merokok, risiko stroke sudah turun 50%. Dalam 5 tahun, risikonya hampir sama dengan orang yang tidak pernah merokok.
Tips berhenti merokok:
- Terapi pengganti nikotin: Patch, permen karet nikotin
- Hindari pemicu: Kopi, alkohol, situasi stres
- Cari aktivitas pengganti: Olahraga ringan, hobi baru
Rutin Olahraga Sesuai Kemampuan
Sirkulasi darah membaik, tekanan darah turun, dan jantung menguat berkat manfaat olahraga secara rutin. Untuk penyintas stroke, intensitas harus disesuaikan dengan kondisi fisik.
Program olahraga yang direkomendasikan:
- Aerobik ringan: Jalan kaki 30 menit, 5 kali seminggu
- Latihan kekuatan: 2-3 kali seminggu dengan beban ringan
- Latihan keseimbangan: Yoga, tai chi
Mulai perlahan dan tingkatkan bertahap. Konsultasikan dengan dokter atau fisioterapis untuk program yang sesuai.
Konsumsi Obat Antiplatelet Secara Teratur
Obat pengencer darah seperti aspirin dosis rendah (75-100 mg) atau clopidogrel membantu mencegah pembentukan bekuan darah.
Penting diingat:
- Jangan pernah menghentikan tanpa persetujuan dokter
- Waspadai efek samping: Mudah berdarah, memar
- Konsumsi bersamaan makanan: Untuk mengurangi iritasi lambung
Kendalikan Berat Badan Ideal
Obesitas meningkatkan risiko hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi – tiga faktor utama penyebab stroke.
BMI ideal untuk orang Asia: 18,5-22,9 kg/m². Cara menurunkan berat badan:
- Kurangi kalori 500-750 kalori per hari: Untuk penurunan hingga 1 kg per minggu
- Porsi makan lebih kecil: Gunakan piring ukuran salad
- Perbanyak protein: Membantu mempertahankan massa otot
Kelola Stres dan Prioritaskan Tidur Berkualitas
Stres kronis memicu pelepasan hormon kortisol yang meningkatkan tekanan darah dan gula darah. Kurang tidur juga mengganggu regulasi hormon.
Teknik relaksasi yang efektif:
- Meditasi mindfulness: 10-15 menit setiap hari
- Deep breathing: Teknik pernapasan 4-7-8
- Aktivitas menyenangkan: Berkebun, mendengarkan musik
Pastikan tidur 7–9 jam tiap malam, dan utamakan kualitasnya, bukan hanya lamanya. Hindari gadget 1 jam sebelum tidur.
Rutin Medical Check-up dan Monitoring
Pemeriksaan berkala membantu deteksi dini perubahan kondisi kesehatan. Jadwal yang disarankan:
Setiap 3 bulan:
- Tekanan darah
- Berat badan
- Evaluasi obat-obatan
Setiap 6 bulan:
- Gula darah puasa dan HbA1c
- Kolesterol lengkap
- Fungsi ginjal dan hati
Setiap tahun:
- EKG jantung
- Echocardiografi
- CT scan atau MRI otak (jika diperlukan)
Mengenali Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan

Stroke ringan (TIA – Transient Ischemic Attack) sering dianggap remeh padahal ini adalah peringatan serius. Gejala yang perlu diwaspadai:
- Sakit kepala mendadak yang sangat hebat
- Pandangan kabur atau ganda
- Kesemutan di satu sisi tubuh
- Kehilangan keseimbangan mendadak
Jika mengalami gejala ini, segera ke UGD. “Golden hour” untuk penanganan stroke adalah 3-4,5 jam pertama.
Pola Makan untuk Mencegah Stroke Berulang

Diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) terbukti efektif menurunkan risiko stroke. Prinsipnya:
Perbanyak:
- Sayuran hijau: Bayam, kangkung, sawi
- Buah-buahan: Pisang, jeruk, apel
- Ikan berlemak: Salmon, tongkol, sarden
- Kacang-kacangan: Almond, kenari, kacang tanah
Batasi:
- Garam dan makanan olahan
- Daging merah berlemak
- Makanan dan minuman manis
- Alkohol
Menu sehari-hari bisa disesuaikan dengan citarasa lokal. Misalnya, ganti nasi putih dengan nasi merah, tambahkan sayuran dalam porsi besar, dan gunakan rempah-rempah untuk mengurangi garam.
Kapan Harus Segera Konsultasi ke Dokter
Meski sudah melakukan pencegahan, ada kondisi yang memerlukan perhatian medis segera:
- Perubahan gejala neurologis: Kelemahan bertambah, bicara makin pelo
- Efek samping obat: Perdarahan, ruam kulit, sesak napas
- Tekanan darah tidak terkontrol: > 180/110 mmHg meski sudah minum obat
- Gula darah tinggi persisten: > 300 mg/dL
- Gejala stroke baru: Apapun yang mencurigakan
Pesan Penting untuk Penyintas Stroke
Hidup memang berubah setelah stroke, tapi hidup tetap bisa berlanjut. Dengan pendekatan yang tepat dan komitmen kuat, kamu bisa menjalani hidup yang produktif dan berkualitas.
Ingat, cara mencegah stroke berulang secara alami yang paling efektif adalah kombinasi gaya hidup sehat dan kepatuhan terhadap pengobatan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tim medis – dokter saraf, dokter jantung, ahli gizi, dan fisioterapis – untuk mendapatkan penanganan komprehensif.
Stroke kedua memang bisa dicegah. Mulai dari sekarang, jadikan kesehatan sebagai prioritas utama. Keluarga dan orang-orang terkasih membutuhkan kamu untuk tetap sehat dan kuat.
FAQ: Pertanyaan yang Sering Ditanyakan
Q: Apakah stroke pasti akan berulang?
A: Tidak. Dengan pengelolaan yang baik, risiko stroke berulang bisa diturunkan hingga 80%. Kuncinya adalah kedisiplinan dalam mengikuti anjuran medis.
Q: Berapa lama harus minum obat pengencer darah?
A: Biasanya seumur hidup, kecuali ada kontraindikasi khusus. Diskusikan dengan dokter untuk penyesuaian dosis.
Q: Bisakah beraktivitas normal setelah stroke?
A: Bisa, tapi perlu penyesuaian. Mulai dengan aktivitas ringan dan tingkatkan bertahap sesuai kemampuan.
Q: Makanan apa yang paling berbahaya untuk penyintas stroke?
A: Makanan tinggi garam, lemak jenuh, dan gula. Contoh: mi instan, gorengan, makanan cepat saji.
Referensi:
- ayeeda, A., Agianto, & Agustina, R. (2023). Risk factors analysis in recurrent stroke events: Literature review. Berkala Kedokteran, 19(2), 239–246.
- Sihotang, M. F., Ardhi, M. S., & Parenrengi, M. A. (2024). Comparison of recurrent stroke in patients with first stroke ischemic and hemorrhagic in Soetomo General Academic Hospital Surabaya. AKSONA, 4(1), 21–27.
- Budi, H., Bahar, I., & Sasmita, H. (2023). Hubungan antara pola makan dan kondisi penyerta dengan prevalensi strok pada usia dewasa di Indonesia: Analisis data Riskesdas 2018. Gizi Indonesia, 46(1), 79–90.
Artikel ini telah ditinjau oleh tim medis dan bukan merupakan pengganti konsultasi dengan dokter. Jika mengalami gejala yang disebutkan, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional.