6 Ciri Awal Kanker Serviks yang Wajib Diwaspadai

6 Ciri Awal Kanker Serviks yang Wajib Diwaspadai

Tahukah kamu bahwa setiap harinya sekitar 26 perempuan Indonesia meninggal dunia akibat kanker serviks? Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan angka yang cukup mengkhawatirkan – Indonesia menduduki peringkat kedua dunia untuk kasus kanker serviks setelah Tiongkok.

Tidak sedikit kasus baru ditemukan ketika telah pada stadium lanjut, dan hal ini tentu sangat memprihatinkan. Padahal, jika diketahui sejak dini, tingkat kesembuhan kanker serviks bisa mencapai 90 persen lho!

Makanya, penting banget untuk mengenali gejala awal kanker serviks sebelum kondisinya terlalu parah. Mari kita bahas lebih dalam agar kamu bisa lebih waspada terhadap perubahan pada tubuh.


Memahami Kanker Serviks: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

Memahami Kanker Serviks Apa yang Sebenarnya Terjadi

Serviks atau leher rahim adalah bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. Bentuknya seperti silinder kecil dengan lubang di tengahnya – tempat keluarnya darah menstruasi dan jalan lahir bayi.

Kanker serviks terjadi ketika sel-sel normal di serviks berubah menjadi sel abnormal dan mulai tumbuh tak terkendali. Prosesnya tidak terjadi dalam semalam, melainkan bertahap selama bertahun-tahun.

Peran HPV dalam Perkembangan Kanker

Human Papillomavirus (HPV) adalah biang keladi utama kanker serviks. Virus ini ditularkan melalui hubungan seksual dan menginfeksi sekitar 80% perempuan yang aktif melakukan aktivitas seksual.

Yang perlu dipahami, tidak semua infeksi HPV berujung kanker. Kebanyakan infeksi HPV bahkan sembuh sendiri dalam 2 tahun. Tapi pada beberapa kasus, virus ini “bandel” dan menyebabkan perubahan sel yang berujung kanker.

Dr. Andrijono, SpOG(K), dokter spesialis kandungan dari RS Cipto Mangunkusumo pernah menjelaskan bahwa proses dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks membutuhkan waktu 10-20 tahun. Makanya deteksi dini sangat krusial!


6 Ciri Awal Kanker Serviks yang Sering Diabaikan

6 Ciri Awal Kanker Serviks yang Sering Diabaikan

Perdarahan di Luar Siklus Menstruasi

Ini adalah gejala yang paling umum dan sayangnya sering diabaikan. Perdarahan abnormal bisa berupa:

  • Bercak darah di antara periode menstruasi
  • Menstruasi yang berlangsung lebih lama dari biasanya
  • Perdarahan setelah berhubungan intim
  • Perdarahan setelah douching atau pemeriksaan panggul

Memang sih, perdarahan abnormal tidak selalu berarti kanker. Bisa jadi karena stres, perubahan hormon, atau kondisi lain. Tapi kalau perdarahan ini terjadi berulang kali tanpa penyebab yang jelas, sebaiknya segera periksakan diri.

Keputihan Abnormal dengan Bau Tidak Sedap

Keputihan normal itu biasanya bening atau agak keputihan, tidak berbau menyengat. Nah, pada gejala kanker serviks awal, keputihan bisa berubah menjadi:

  • Lebih kental dari biasanya
  • Berwarna kekuningan, kehijauan, atau kecokelatan
  • Berbau amis atau busuk yang mengganggu
  • Kadang bercampur darah

Pengalaman saya pribadi dulu, keputihan yang berbau tidak sedap ini sering bikin tidak percaya diri. Makanya jangan ragu untuk konsultasi ke dokter kandungan ya!

Nyeri Panggul yang Tidak Biasa

Nyeri panggul yang terkait kanker serviks biasanya terasa berbeda dengan kram menstruasi biasa. Karakteristiknya:

  • Nyeri tumpul dan terus-menerus di area panggul
  • Rasa nyeri yang merambat ke paha atau punggung bagian bawah
  • Intensitas nyeri tidak berubah meski sudah minum obat pereda nyeri
  • Rasa nyeri yang tidak berkaitan dengan jadwal menstruasi tiap bulan

Kadang nyeri ini disangka masuk angin atau kelelahan. Padahal kalau nyeri panggul sering terjadi berulang tanpa sebab yang jelas, perlu dicurigai sebagai salah satu ciri ciri kanker serviks gejala awal.

Nyeri Saat Berhubungan Intim

Dyspareunia atau nyeri saat berhubungan intim memang bisa disebabkan berbagai hal, mulai dari kurang pelumas alami hingga infeksi. Tapi pada kanker serviks, nyeri ini punya ciri khas:

  • Nyeri terasa dalam, bukan hanya di permukaan
  • Disertai perdarahan setelah berhubungan
  • Nyeri semakin lama semakin parah
  • Tidak membaik meski sudah menggunakan pelumas

Jangan malu untuk membicarakan hal ini dengan pasangan dan dokter. Kesehatan reproduksi adalah hak kamu!

Perdarahan Setelah Menopause

Bagi perempuan yang sudah menopause, seharusnya tidak ada lagi menstruasi. Jadi kalau tiba-tiba keluar darah dari vagina, ini patut dicurigai. Perdarahan pascamenopause bisa menandakan:

  • Kanker serviks stadium awal
  • Kanker endometrium
  • Atau kondisi serius lainnya

Apapun penyebabnya, perdarahan pascamenopause harus segera diperiksa ke dokter. Jangan tunda-tunda!

Perubahan Pola Menstruasi

Gejala awal kanker serviks yang sering diabaikan lainnya adalah perubahan pola haid yang drastis:

  • Menstruasi menjadi lebih berat atau lebih ringan dari biasanya
  • Siklus menstruasi menjadi tidak teratur
  • Menstruasi berlangsung lebih lama (lebih dari 7 hari)
  • Nyeri haid yang semakin parah dari bulan ke bulan

Memang perubahan siklus atau jadwal menstruasi bisa disebabkan stres, perubahan berat badan, atau kondisi hormonal. Tapi kalau perubahannya signifikan dan berlangsung lebih dari 3 bulan, sebaiknya konsultasi ke dokter.


Faktor Risiko yang Meningkatkan Kemungkinan Kanker Serviks

Faktor Risiko yang Meningkatkan Kemungkinan Kanker Serviks

Beberapa hal berikut dapat memicu meningkatnya risiko kanker serviks:

Faktor yang tidak bisa diubah:

  • Usia di atas 30 tahun
  • Riwayat keluarga dengan kanker serviks
  • Genetik tertentu

Faktor yang bisa dikontrol:

  • Merokok (meningkatkan risiko 2 kali lipat!)
  • Berganti-ganti pasangan seksual
  • Berhubungan seks di usia anak-anak (sebelum 18 tahun)
  • Penggunaan pil KB jangka panjang (lebih dari 5 tahun)
  • Sistem imun lemah
  • Kurang menjaga kebersihan area kewanitaan

Yang menarik, penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang melahirkan lebih dari 3 kali juga punya risiko lebih tinggi. Tapi ini bukan berarti harus takut hamil ya, lebih ke faktor hormonal dan perubahan serviks selama kehamilan.


Pentingnya Pap Smear dan IVA Test untuk Deteksi Dini

Pentingnya Pap Smear dan IVA Test untuk Deteksi Dini

Nah, sekarang kita masuk ke bagian yang super penting – skrining atau deteksi dini. Ada dua cara utama untuk mendeteksi gejala kanker serviks stadium awal sampai akhir:

Pap Smear

Pap smear adalah pemeriksaan dengan mengambil sampel sel dari serviks untuk dilihat di bawah mikroskop. Prosedurnya:

  • Relatif cepat (5-10 menit)
  • Tidak terlalu sakit, hanya sedikit tidak nyaman
  • Dianjurkan 3 tahun sekali untuk yang sudah berumur 21 hingga 65 tahun
  • Bisa mendeteksi sel abnormal sebelum menjadi kanker

Di Jakarta, harga layanan pap smear berkisar Rp 200-500 ribu, tiap rumah sakit beda-beda harganya. Memang agak mahal, tapi lebih murah daripada biaya pengobatan kanker serviks yang bisa mencapai ratusan juta rupiah.

IVA Test (Inspeksi Visual Asam Asetat)

IVA test adalah alternatif yang lebih murah dan mudah diakses:

  • Biayanya hanya sekitar Rp 50-100 ribu
  • Hasilnya langsung tahu
  • Bisa dilakukan di puskesmas
  • Tingkat akurasi cukup baik untuk skrining awal

Kalau hasil IVA test positif, baru dilanjutkan dengan pap smear atau biopsi untuk memastikan diagnosis.


Vaksin HPV: Investasi Terbaik untuk Masa Depan

Vaksin HPV Investasi Terbaik untuk Masa Depan

Vaksin HPV adalah cara pencegahan paling efektif. Di Indonesia, ada beberapa jenis vaksin HPV yang bisa dicoba:

Vaksin Bivalen (Cervarix):

  • Tercegah dari serangan HPV golongan 16 serta 18
  • Harga sekitar Rp 800-1.200 ribu per dosis

Vaksin Quadrivalen (Gardasil):

  • Tercegah dari serangan HPV golongan 6, 11, 16, serta 18
  • Harga sekitar Rp 1.000-1.500 ribu per dosis

Idealnya vaksin diberikan sebelum aktif secara seksual (usia 9-14 tahun). Tapi perempuan dewasa sampai usia 45 tahun masih bisa mendapatkan manfaatnya.

Program vaksinasi HPV gratis sebenarnya sudah dimulai pemerintah untuk siswi kelas 5 dan 6 SD. Sayangnya, cakupannya masih terbatas dan tidak semua daerah sudah mendapat program ini.


FAQ: Pertanyaan yang Sering Diajukan

Q: Apakah semua perempuan berisiko terkena kanker serviks?
A: Ya, semua perempuan yang pernah aktif secara seksual berisiko. Tapi risikonya bisa diminimalkan dengan vaksinasi dan skrining rutin.

Q: Bisakah kanker serviks menyerang perempuan muda?
A: Meski lebih sering terjadi di usia 30-50 tahun, kanker serviks bisa menyerang perempuan di usia 20-an juga. Makanya deteksi dini penting dilakukan sejak dini.

Q: Apakah kanker serviks bisa disembuhkan total?
A: Kalau dideteksi stadium awal, tingkat kesembuhan mencapai 90%. Stadium lanjut memang lebih sulit, tapi bukan berarti tidak bisa diobati.

Q: Seberapa sering harus melakukan pap smear?
A: Untuk perempuan berumur mulai 21 sampai 29 tahun, setiap 3 tahun. Umur 30-65 tahun bisa setiap 3-5 tahun tergantung riwayat pemeriksaan sebelumnya.

Q: Apakah keputihan selalu menandakan kanker serviks?
A: Tidak! Keputihan normal terjadi pada semua perempuan. Yang perlu diwaspadai adalah keputihan yang berubah warna, bau, atau konsistensinya secara drastis.


Kunci utama dalam mencegah dan menghadapi kanker serviks adalah deteksi sejak dini. Segeralah bertindak sebelum gejala menjadi lebih parah dan menghambat kegiatan sehari-hari.

Kalau kamu mengalami salah satu atau beberapa gejala yang sudah disebutkan di atas, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter kandungan. Ingat, lebih baik salah curiga daripada terlambat mendeteksi.

Mulai sekarang, jadwalkan pemeriksaan rutin dan jangan lupa vaksinasi HPV kalau belum pernah. Kesehatan reproduksi adalah investasi jangka panjang yang tidak boleh diabaikan!


Referensi: